Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Digital 'Perang' Bunga, Raya (AGRO) ungkap Strategi Pacu Pencairan Kredit

Bank digital PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) mengungkapkan strategi di bunga simpanan dan kredit untuk menjaga pertumbuhan pada era likuiditas ketat.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Bank Raya di Jakarta, Selasa (7/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Bank Raya di Jakarta, Selasa (7/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Bank digital PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) mengungkapkan strategi penyesuaian bunga simpanan dan kredit di tengah kondisi likuiditas yang terbilang ketat.

Direktur Bisnis Bank Raya Kicky Andrie Davetra mengatakan perseroan sejauh ini belum memiliki rencana untuk mengubah tingkat suku bunga, tetapi tidak menutup peluang untuk melakukannya di kemudian hari.

“Karena sekarang likuiditas cukup ketat, ya. Kita ingin bermain yang agak panjang dengan offering suku bunga yang menarik sebenarnya,” katanya di Jakarta, dikutip Senin (21/4/2025).

Dia mengungkapkan bahwa Bank Raya hendak menjajal strategi baru di tengah persaingan bank digital yang menawarkan suku bunga tinggi, bahkan hingga melampaui 7%.

Kicky menyebut bahwa kondisi loan to deposit ratio (LDR) Bank Raya saat ini masih terjaga pada level 87%. Hal ini menjadi pertimbangan tersendiri bagi bank dalam menyesuaikan suku bunga kredit.

“Karena digital lending prinsipnya kan shorter, faster, smaller. Jadi kami bermain di tenor-tenor yang pendek. Contohnya dana talangan, outstanding kami sekitar Rp700 miliar, tetapi disbursement kami tahun lalu sekitar Rp17 triliun. Kenapa bisa begitu? Karena perputarannya cepat,” tuturnya.

Dia menyebut bahwa strategi pinjaman ber-tenor pendek ini menjadi kunci rasio LDR dapat terjaga, beriringan dengan pendapatan bunga yang meningkat dari penyaluran kredit yang lebih tinggi.

Itu sebabnya, dia memperkirakan penyesuaian suku bunga di Bank Raya belum akan terjadi dalam waktu dekat.

“Dengan kondisi sekarang, kita bermain di digital lending, mungkin penyesuaian juga tidak akan secepat kenaikan suku bunga simpanannya. Kenapa? Karena tadi, kita bermain di tenor-tenor pendek, yang harian. Kita sebenarnya bermain di frekuensi,” tutur Kicky.

Adapun Bank Raya membukukan laba bersih sebesar Rp50,89 miliar pada 2024. Realisasi ini tumbuh 108,9% secara tahunan (year-on-year / YoY) dari Rp24,35 miliar pada 2023.

Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) ini juga mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 17,25% YoY hingga mencapai Rp571,97 miliar pada tahun lalu.

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit Bank Raya tercatat tumbuh 3,37% menjadi Rp7,13 triliun. NPL gross tercatat sebesar 3,22% dan NPL net 1,20%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper