Bisnis.com, JAKARTA - Perlambatan terjadi di kredit pemilikan rumah (KPR) sejalan dengan perkembangan penyaluran pinjaman secara umum. Ketidakpastian ekonomi global disebut ikut berdampak pada kinerja KPR selama hingga April tahun ini.
Berdasarkan data Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), terlihat pertumbuhan KPR mengalami perlambatan sepanjang empat bulan tahun ini. Pada Januari 2025, KPR dan KPA masih tumbuh sebesar 10,6% YoY dan turun tipis pada bulan kedua menjadi 10,5% YoY.
Kemudian melambat menjadi 8,9% YoY pada Maret 2025 dan semakin lesu pada April 2025 menjadi 8,5% YoY. Secara umum, kredit konsumsi juga mengalami perlambatan berturut-turut dalam empat bulan, yaitu sebesar 9,5% YoY; 9,4% YoY; 9,2% YoY, dan 8,9% YoY.
Menanggapi perkembangan tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan KPR tumbuh melambat pada Maret 2025 dengan pertumbuhan 8,89% YoY, dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 14,26% YoY.
Selain itu, survei properti SHPR Bank Indonesia juga mengindikasikan pertumbuhan harga dan penjualan properti residensial di pasar primer pada kuartal I/2025 yang masih tumbuh terbatas.
"Hal ini sejalan dengan perlambatan pertumbuhan kredit secara umum, di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan kewaspadaan terhadap kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat," ujarnya dalam jawaban tertulis, Minggu (25/5/2025).
Baca Juga
Meskipun terjadi perlambatan penyaluran kredit, Dian menyebutkan kualitas KPR masih terjaga dengan NPL sebesar 2,93% pada Maret 2025. Angka ini masih di bawah threshold yang sebesar 5%, walaupun terjadi peningkatan dari Maret 2024 yang sebesar 2,49%.
OJK pun, kata Dian, meminta perbankan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi perburukan aset pada bisnis KPR. "Seiring masih berlanjutnya gelombang PHK dan indikasi pelemahan daya beli masyarakat, perlu peningkatan kewaspadaan terhadap potensi perburukan risiko kredit pada sektor KPR bagi debitur yang berada pada level middle-low income," jelasnya.
Jika melihat perkembangan KPR dalam setahun terakhir atau pada periode April 2024 hingga Mei 2025, Dian merinci jumlah rekening KPR baru sekitar 531.000 dengan nilai realisasi hampir Rp200 triliun.
Sebagian besar atau 85% dari rekening tersebut adalah kredit pemilikan rumah tipe 22 hingga 70. OJK pun terus meminta perbankan untuk mendukung program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik.