Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Catat Uang Primer Tumbuh 14,5%, Capai Rp1.939,1 Triliun per Akhir Mei 2025

Posisi uang primer Mei 2025 tumbuh 14,5%, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya. Data itu mencerminkan kondisi likuiditas perbankan.
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mencatat posisi uang primer atau M0 adjusted senilai Rp1.939,1 triliun, tumbuh 14,5% secara tahunan pada akhir Mei 2025 yang lebih tinggi dari pertumbuhan 13% pada April 2025. 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan bahwa perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 10,1% (year on year/YoY) dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 10,7% (YoY). 

“Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, pertumbuhan M0 Adjusted dipengaruhi oleh pengendalian moneter yang sudah mempertimbangkan dampak pemberian insentif likuiditas [pengendalian moneter adjusted],” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (10/6/2025). 

Pada dasarnya, Uang Primer (M0) Adjusted menggambarkan perkembangan uang primer yang telah mengisolasi dampak penurunan giro bank di Bank Indonesia akibat pemberian insentif likuiditas. 

Dengan demikian M0 ajdusted ini memberikan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi likuiditas perbankan, termasuk termasuk kondisi likuiditas yang telah mengakomodir dampak kebijakan insentif likuiditas.

Meski mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi secara tahunan, namun secara bulanan nilai uang primer Mei 2025 lebih rendah Rp13,2 triliun dari April 2025 yang senilai Rp1.952,3 triliun. 

Per April 2025, komponen uang primer terdiri dari Rp1.135,2 triliun uang kartal, Rp730 triliun giro bank umum di BI adjusted, Rp7,5 triliun giro sektor swasta di BI, dan Rp79,5 triliun surat berharga yang diterbitkan BI dan dimiliki sektor swasta. 

Surat berharga tersebut mencakup Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI), dan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) yang dimiliki oleh sektor swasta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper