Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit UMKM Mei 2025 Tumbuh Mini, Segmen Mikro Paling Lesu

Pada Mei 2025 kredit UMKM hanya tumbuh sebesar 1,9% YoY, melambat dibandingkan April 2025 sebesar 2,3% YoY.
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melalui Laporan Analisis Uang Beredar mencatat pertumbuhan kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada Mei 2025 kembali mengalami perlambatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Dalam laporan yang dirilis pada Senin (23/6/2025), BI melaporkan pada bulan kelima tahun ini, kredit UMKM tumbuh sebesar 1,9% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan April 2025 yang sebesar 2,3% YoY.

"Pertumbuhan tersebut didorong oleh kredit UMKM pada skala kecil yang tumbuh sebesar 9,6% YoY, di tengah kredit pada skala menengah yang terkontraksi sebesar 1,0% YoY," demikian dikutip dari laporan BI.

Jika dirinci, kredit UMKM untuk skala usaha mikro mengalami kontraksi terbesar pada Mei 2025, yaitu minus 1,9% YoY. Meskipun masih negatif, penurunan ini lebih baik dibandingkan dengan April 2025 yang sebesar -2,5% YoY.

Kredit usaha menengah mengalami kontraksi 1,0% YoY setelah pada bulan sebelumnya masih tumbuh 2,30% YoY. Adapun, kredit UMKM ke segmen kecil paling moncer dengan pertumbuhan sebesar 9,6% YoY, meningkat tipis dari 9,5% YoY pada April 2025.

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan UMKM pada Mei 2025 dipengaruhi oleh kredit investasi sebesar 5,3% YoY dan kredit modal kerja sebesar 0,6% YoY. Kedua jenis kredit ini mengalami perlambatan masing-masing dari 6,5% YoY dan 0,8% YoY pada April 2025.

Sebelumnya, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Solikin M. Juhro, dalam Taklimat Media pada Senin (26/5/2025) menyampaikan perlambatan kredit UMKM pada tahun ini menjadi perhatian khusus.

Perlambatan ini terjadi di tengah kondisi permintaan kredit yang tetap baik, terutama pada sektor industri, pengangkutan, jasa sosial, dan konsumtif.

Di sisi lain, banyak UMKM kini beralih ke lembaga keuangan non-bank untuk memperoleh pendanaan. Hal ini tercermin dari peningkatan pangsa pembiayaan non-bank terhadap UMKM yang kini mencapai 14,4% per Februari 2025, naik dari 13,3% pada akhir 2022.

Menurutnya, perlambatan ini harus direspons dengan strategi konkret dan kolaboratif antarotoritas untuk memperluas akses pembiayaan UMKM.

“Strategi yang konsertif perlu diterapkan, dan BI akan terus mendukung agar UMKM bisa tumbuh lebih baik ke depan,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper