Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 9 Bank Yang Menanti Juragan Baru

Aksi Kasikorn Bank, asal Thailand, mengakuisisi 9,99% saham PT Bank Maspion Tbk. menambah warna baru perburuan bank skala kecil nasional oleh investor asing maupun lokal.
Nasabah mengambil uang tunai di anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Sabtu (10/6)./JIBI-Endang Muchtar
Nasabah mengambil uang tunai di anjungan tunai mandiri, di Jakarta, Sabtu (10/6)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi Kasikorn Bank, asal Thailand, mengakuisisi 9,99% saham PT Bank Maspion Tbk. menambah warna baru ‘perburuan’ bank skala kecil nasional oleh investor asing maupun lokal.

Di luar Bank Maspion, masih ada sembilan bank kecil lain yang berstatus emiten dan berpotensi untuk dipinang oleh ‘juragan’ baru.

Apa pasal bank di Indonesia masih dilirik pemodal asing? Industri perbankan nasional masih menjadi primadona karena iming-iming margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) yang cukup tinggi di kawasan Asean.

Dari data World Bank, sampai 2015 NIM Indonesia menjadi yang tertinggi kedua setelah Kamboja, yakni 5,82%. Adapun, Kamboja yang berada di posisi pertama rata-rata memiliki NIM sebesar 5,92%.

Dengan besaran NIM dan prospek pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan, bisnis perbankan Indonesia menggoda pemodal asing untuk membeli bank di Tanah Air.

Di luar Bank Maspion, masih terdapat sembilan bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan II dengan status perusahaan publik yang berpotensi untuk diambilalih oleh calon investor strategis.

Sembilan bank itu antara lain, PT Bank Artos Indonesia Tbk., PT Bank Mitraniaga Tbk., PT Bank Harda International Tbk., PT Bank Agris Tbk., PT Bank of India Indonesia Tbk., PT Bank Ganesha Tbk., PT Bank Capital Indonesia Tbk., PT Bank Bumi Arta Tbk., dan PT Bank Mestika Dharma Tbk.

BACA JUGA: Mereka yang Berburu Bank Kecil, Dari Hary Tanoe Hingga Djarum

Dari sembilan bank tersebut, beberapa bank secara terang-terangan membuka diri terhadap kehadiran mitra strategis demi membesarkan bisnis. Salah satunya, Bank Artos.

Direktur Utama Bank Artos Reinantha Yaputra mengatakan, sejak perseroan memutuskan untuk melantai di bursa sekitar dua tahun lalu, saat itu bank berkode emiten ARTO ini sudah membuka diri kepada calon mitra strategis.

“Dengan membuka diri kepada setiap calon mitra strategis, harapannya bisa secara bersama-sama mengembangkan Bank Artos menjadi lebih besar lagi,” ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (31/8).

Tak hanya ARTO saja, Bank Harda juga mengakui membuka diri untuk masuknya mitra strategis dengan tujuan mengembangkan bisnis perseroan semakin lebih besar.

Direktur Utama Bank Harda Barlian Halim mengatakan, dalam obrolan dengan pemegang saham, mereka membuka pintu untuk masuknya mitra strategis. Pasalnya, dalam pengembangan ke depan perseroan membutuhkan modal yang tidak sedikit.

“Walaupun, sejauh ini pemegang saham masih komitmen untuk melakukan suntikan modal demi mengembangkan usaha. Kami pun terus mengandalkan pertumbuhan organik untuk terus bisa ekspansi lebih besar lagi,” ujarnya.

Di sisi lain, Bank of India Indonesia menjadi salah satu bank yang tengah mencari mitra strategis terkait dengan rencana divestasi pemegang saham pengendali, yakni Bank of India.

Direktur Bank of India Indonesia Ferry Koswara sebelumnya mengatakan, dengan adanya arahan untuk divestasi saham Bank of India dari 76% menjadi 40%, perseroan akan mencari pihak ketiga untuk mengambil saham yang didivestasi tersebut.

“Yang pasti harus pihak ketiga, dan itu akan dilakukan secara bertahap, mungkin sekitar empat tahun,” ujarnya.

Pemodal asing yang gencar meminang bank nasional antara lain dari Korea Selatan, Jepang, Eropa, Timur Tengah, dan China.

BACA JUGA: Dirikan Anak Usaha, BTN Siapkan Rp700 Miliar sampai 2018

Adapun, kontribusi investor lokal pada perburuan tersebut, baru dua pemodal, yakni MNC Group yang akuisisi PT Bank ICB Bumiputra Tbk. dan Pemprov Banten melalui PT Banten Global Development mengakuisisi PT Bank Pundi Tbk. yang sebelumnya bernama Bank Eksekutif.

Dengan melihat banyaknya bank kecil yang ingin mencari juragan baru, bursa perburuan bank akan menjadi menarik. Terlebih lagi, investor asing masih berambisi masuk ke Indonesia, meskipun pemodal lokal juga tertarik kendati tidak terlalu agresif.

Yang menjadi catatan adalah agar masuknya investor baru memiliki visi-misi jangka panjang untuk membesarkan bank yang akan dibeli. Bukan sekadar spekulasi untuk mencari untung dalam jangka pendek. (Hendri T. Asworo)

BACA JUGA: Rogoh Kocek Rp500 Miliar, BRI Siap Beli Dua Perusahaan Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper