Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EMISI SUN: BI punya potensi serap Rp40 triliun

JAKARTA: Bank Indonesia memiliki potensi menyerap Surat Berharga Negara sebesar Rp40 triliun pada tahun ini yang akan digunakan untuk operasi moneter melalui transaksi reverse repo.Saat ini Surat Berharga Negara (SBN) yang dikelola oleh Bank Indonesia

JAKARTA: Bank Indonesia memiliki potensi menyerap Surat Berharga Negara sebesar Rp40 triliun pada tahun ini yang akan digunakan untuk operasi moneter melalui transaksi reverse repo.Saat ini Surat Berharga Negara (SBN) yang dikelola oleh Bank Indonesia (BI) mencapai Rp65 triliun.“BI memiliki potensi besar dalam meningkatkan kepemilikan SBN, karena pemerintah berencana menerbitkan surat utang  senilai Rp240 triliun pada tahun ini,” ujar Destry Damayanti, Ekonom Kepala Bank Mandiri, kepada Bisnis, hari ini, Rabu 11 Januari 2012.Menurut Destry, guna meningkatkan transaksi reverse repo selama tahun ini, bank sentral memang membutuhkan lebih banyak SBN dibandingkan dengan posisi saat ini yang tercatat Rp65 triliun.Namun sesuai kebijakan, BI hanya akan menyerap SBN melalui pasar sekunder, bukan lelang primer, yang mencapai Rp240 triliun. Penyerapan juga diharapkan dilakukan ketika SBN ketika pasar obligasi pemerintah sedang anjlok.Selain biaya penyerapannya lebih murah, aksi tersebut juga akan menstabilkan harga SBN sehingga menumbuhkan kepercayaan investor terhadap obligasi pelat merah.“Kapasitas maksimum BI untuk menyerap obligasi pemerintah sebenarnya sebesar penerbitan SBI yang saat ini Rp119 triliun. Namun kami pikir BI hanya akan menyerap sekitar Rp30 triliun—Rp40 triliun,” jelasnya.Peningkatan kepemilikan SBN merupakan salah satu langkah bank sentral guna mengurangi lelang SBI dalam pengelolaan ekses likuiditas perbankan nasional.Lelang SBI bank sentral selama tahun lalu terus menurun, sebaliknya transaksi reverse repo yang menggunakan jaminan obligasi pelat merah terus meningkat.Reverse repo melupakan kebalikan dari transaksi gadai atau repo. Melalui instrumen ini BI bisa menyerap ekses likuiditas perbankan dengan menjual SBN, dengan janji akan dibeli kembali ketika jatuh tempo.Menurut dia, penyerapan hingga Rp40 triliun selama 2012 sudah cukup besar, mengingat bank sentral tidak boleh berlebihan memiliki obligasi pemerintah.Bila BI terlalu dalam menyerap SBN, dapat berdampak negatif bagi investor untuk menanamkan dananya di obligasi pelat merah.“Investor seperti dana pensiun memiliki spesifikasi tertentu seperti besaran imbal hasil dalam menempatkan dana di SBN. Kalau BI masuk terlalu dalam maka yield akan tertekan sehingga investor susah masuk.Selain itu, lanjutnya, BI bukanlah investor, melainkan stabilitator pasar SBN, sehingga waktu penyerapan juga harus mempertimbangkan kondisi pasar.“Kalau BI menyerap lebih dalam dari kebutuhan maka akan terjadi gejala inflatoir, yakni bank sentral harus mencetak uang lebih banyak untuk menyerap utang pemerintah,” jelasnya. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper