Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA BPR: Rasio keuangan membaik

JAKARTA: Rasio keuangan industri bank perkreditan rakyat semakin membaik seiring pertumbuhan laba sebesar 21,42% selama periode tahun lalu.Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), mengatakan industri membukukan

JAKARTA: Rasio keuangan industri bank perkreditan rakyat semakin membaik seiring pertumbuhan laba sebesar 21,42% selama periode tahun lalu.Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), mengatakan industri membukukan laba sebesar Rp1,7 triliun pada 2011 lalu, meningkat 21,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.Salah satu penopang kenaikan laba adalah ekspansi kredit yang menebus Rp41,1 triliun, meningkat 21,45% dari 2010 yang tercatat Rp33,84 triliun.“Industri BPR mencatat pertumbuhan yang berkualitas karena ekspansi kredit sejalan dengan penurunan NPL [non performing loan],” ujarnya Sabtu (25/02).Dengan perolehan laba tersebut, rasio keuangan BPR semakin membaik yang terlihat pada peningkatan return on equity (ROE) menjadi 29,46% pada Desember 2011 dibandingkan dengan 2010 sebesar 26,71%.  Sejalan dengan ROE, return on asset (ROA) juga tumbuh menjadi 3,32% dari sebelumnya 3,16%.Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) akumulatif dari 1.669 BPR memang tergerus sebesar 133 basis points selama 2011.Namun, dengan posisi CAR sebesar 28,68% terlihat tingkat kesehatan BPR masih cukup baik sekaligus menunjukan modal semakin efektif dalam mendukung ekspansi usaha.Joko mengatakan asosiasi menargetkan kredit industri BPR tumbuh antara 22%--23% pada tahun ini. Dengan target tersebut, maka penyaluran kredit diharapkan menembus Rp50,14 triliun hingga Rp50,55 triliun pada akhir tahun.“Target itu kemi tetapkan dengan melihat tren industri yang semakin membaik selama dua tahun terakhir. Pada 2010 kredit dapat tumbuh 19% dan 2011 tumbuh 21%,” ujarnya.Meski menargetkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari pencapaian tahun lalu, namun asosiasi memandang kualitas penyaluran kredit dapat semakin baik. Asosiasi optimis NPL industry BPR dapat turun di bawah 5% dibandingkan dengan akhir 2011 yang tercatat 5,22%.“Kami melihat pertumbuhan bisnis tidak didorong oleh peningkatan jumlah BPR, karena tren yang terjadi adalah konsolidasi dalam bentuk merger antar BPR, sehingga jumlahnya berkurang,”Konsolidasi tersebut, jelasnya dilakukan oleh BPR yang memiliki pemegang saham yang sama, terutama BPR yang dimiliki oleh pemerintah daerah. “Konsolidasi membuat modal BPR semakin kuat dan efisiensi meningkat,” jelasnya. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper