Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPD SULTENG: Ada apa di balik pergantian direktur utama? (2)

PALU: Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah  (Bank Sulteng) Moh Ilham Soeroer mendadak kaget setelah para pemegang saham mencopot dirinya dari jabatan itu pada 28 Februari 2012.Baru beberapa bulan menjabat, Ilham sudah membranding

PALU: Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah  (Bank Sulteng) Moh Ilham Soeroer mendadak kaget setelah para pemegang saham mencopot dirinya dari jabatan itu pada 28 Februari 2012.Baru beberapa bulan menjabat, Ilham sudah membranding sejumlah mobil operasional dengan logo dan ciri Bank Sulteng. Dia juga ingin agar bank itu ddikenal luas masyarakat Sulteng. Kemanapun mobil itu bergerak nama Bank Sulteng juga ikut bergerak.

Di tengah semangat Ilham membangun Bank Sulteng itulah, dia dicopot dengan berbagai alasan. Pencopotan Ilham ternyata memukul psikologi karyawan. Sejumlah karyawan bahkan meneteskan air mata karena ditinggal sang pembangkit semangat. Sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap Ilham, foto profil mereka di facebook diganti dengan wajah Ilham Soeroer.

Boros Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan salah satu alasan sehingga Ilham diberhentikan karena boros dalam pengelolaan keuangan sehingga Bank Sulteng cenderung merugi.Gubernur selaku pemegang kendali saham tidak semena-mena memberhentikan Ilham tanpa masukan dari berbagai pihak yakni Bank Indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan pengawas internal.

"Yang jelas secara teknis penilaian dari BI dan BPK juga lemah. Cuma saya kira tidak perlu saya beberkan. Yang jelas terlalu banyak kelemahannya," kata Longki Djanggola seusai melantik pejabat sementara Dirut Hans Kindangen di Palu, Rabu.

Salah satu kinerja buruk Ilham kata Longki adalah boros dalam pembelanjaan. Dia mencontohkan, untuk mengundang artis Krisdayanti dalam rangka peluncuran kartu pegawai negeri elektrik yang juga berfungsi sebagai ATM menghabiskan anggaran sampai Rp600 juta.

Alasan lain pencopotan Ilham karena kredit bermasalah di bank itu tidak mengalami perubahan signifikan. Bahkan meningkat sampai Rp40 miliar. Meski Ilham sudah berhasil membukukan tagihan kredit macet per Desember 2011 mencapai Rp10,5 miliar.

Longki mengakui kredit bermasalah tidak semuanya terjadi saat Ilham memimpin Bank Sulteng, tetapi kata Longki sejak Ilham memimpin tidak ada perubahan penyelesaian kredit bermasalah tersebut.

"Kita sudah beri waktu satu tahun, tetapi tidak ada perubahan. Itu artinya apa," kata Longki.

Selain itu kepemimpinan Ilham juga dianggap membuat Bank Sulteng mengalami kerugian yang besar hingga mencapai Rp19 miliar. Padahal kata Longki, Ilham ditempatkan di bank tersebut agar bank itu bisa mendapatkan keuntungan.

Tentu saja Ilham punya alasan atas berbagai hal yang dialamatkan kepadanya. Namun alasan tersebut tidak dikemukakannya di hadapan para pemegang saham karena memang ia tidak diundang pada rapat umum pemegang saham luar biasa.

Menurut Ilham Soeroer program mendatangkan Krisdayanti sudah terencana sebelum dirinya memimpin Bank Sulteng bahkan panitianya sudah terbentuk. Dirinya hanya membenahi apa yang sudah direncanakan.

Ilham justru menganggap menyelematkan wajah Bank Sulteng, karena tiga hari sebelum kegiatan artis pengisi acara belum final, sementara undangan sudah beredar dengan mencantumkan nama artis yang bersangkutan. "Tidak tepat jika masalah ini ditimpakan ke saya," katanya.Terkait kerugian, Ilham mengatakan hal itu terjadi karena pada 2010 terdapat perubahan pedoman sistem akuntansi keuangan yang dikenal dengan PSK 50-55, yakni perubahan dari accrual basic menjadi cash basic.

Perubahan itu mensyaratkan pencatatan baru dapat dilakukan setelah uang masuk, bukan pada saat terjadinya perjanjian."Hal ini kurang dipahami dewan komisaris. Selain itu penurunan keuntungan karena adanya kredit bermasalah serta program 'rebranding'," katanya.Berdasarkan berbagai alasan tersebut para pemegang saham Bank Sulteng akhirnya menetapkan pencopotan Ilham Soeroer melalui rapat umum pemegang saham luar biasa.Gubernur bahkan sudah menyiapkan enam calon pengganti Ilham. Diantara mereka juga ada yang dari Bank Indonesia dan mantan Bupati Tolitoli Syamsuar Molla.

"Nanti mereka akan dites oleh Bank Indonesia melalui uji kepatutan dan kelayakan," kata Longki.Selain enam nama calon dirut tersebut, juga sudah menyiapkan 12 orang calon komisaris. Hanya saja, siapa diantara 12 nama tersebut, Longki tidak merincinya.Gandeng Swasta Berbagai upaya akan ditempuh pemerintah daerah agar bank tersebut bisa maju dan asetnya terus bertambah yang saat ini baru mencapai Rp1,5 triliun.Salah satu upaya tersebut adalah menggandeng swasta untuk menjadi pesaham di bank pelat merah itu.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sedang melakukan negosiasi dengan Chairul Tanjung (CT) Corporation. Kabarnya CT Corporation siap menyertakan modal sebesar 35 persen."Saya sudah dapat dukungan pendanaan dari CT Corporation. Manajemennya siap menjadi salah satu pesaham di Bank Sulteng. Sekarang dalam proses," kata Longki Djanggola.Longki mengatakan, untuk menggairahkan kinerja bank Sulteng perlu suntikan modal salah satunya melalui tambahan modal dari pihak swasta.Menurut Longki CT Corporation sudah memaparkan rencana investasinya di hadapan para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa.Hanya saja para pemegang saham belum menyepakati bergabungnya CT Corporation tersebut."Kita baru sepakat CT memberikan pemaparan pada RUPS luar biasa," katanya.

Menurut Longki dirinya memilih CT Corporation karena selama ini perusahaan tersebut fokus pada pembiayaan perbankan dan sudah ada Bank Pembangunan Daerah yang menjadi mitra perusahaan itu. Dia mengatakan jika nantinya CT Korporation bergabung, perusahaan itu belum memasukkan orangnya dalam struktur direksi Bank Sulteng. "Mereka hanya siap menjadi konsultan," katanya. Menurut Longki, pemerintah provinsi tidak memberikan saham yang lebih besar kepada swasta sehingga pemerintah provinsi tetap sebagai pemegang saham mayoritas.

Longki mengatakan saat ini komposisi saham Bank Sulteng masih dikuasai Pemerintah Provinsi sebesar 53 persen. Menurut Longki rencana masuknya CT Corporation masih melalui proses salah satunya Bank Sulteng harus mengubah aturan perusahaan karena selama ini belum diatur masuknya saham dari pihak swasta. Saat ini Bank Sulteng memiliki 18 kantor cabang dan dua kantor cabang pembantu. Bank itu juga sedang membangun gedung berlantai tiga yang menelan anggaran Rp17 miliar. Saat ini tercatat aset Bank Sulteng sebesar Rp1,5 triliun. Bank itu memiliki tiga model produk untuk penabung yakni Simpanan Anutapura (Simantap). Anutapura berasal dari bahasa Kaili yang artinya milik kita semua. Produk lainnya adalah Simpanan Pembangunan Daerah (Simpada) dan Tabunganku.

(Antara/faa)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya
Sumber : Newswires

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro