JAKARTA: Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga instrumen operasi moneter untuk melanjutkan upaya penyerapan kelebihan likuiditas rupiah, guna menjinakkan ekspektasi inflasi jangka pendek.Difi A. Johansyah, Kepala Grup Humas Bank Indonesia (BI), mengatakan salah satu keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bank sentral adalah menaikan suku bunga operasi moneter untuk menjinakan ekspektasi inflasi jangka pendek yang terjadi akibat faktor ketidakpastian krisis ekonomi di Eropa dan pembatalan kenaikan harga BBM.“Ini akan mempengaruhi struktur suku bunga jangka menengah—panjang yang diperkirakan juga meningkat sehingga dapat mendorong daya tarik investasi pada sekuritas domestik,” ujarnya hari ini, Kamis 10 Mei 2012.Instrumen operasi moneter yang dimaksud adalah Sertifikat Bank Indonesia (BI), deposito berjangka, deposit facility, dan reverse repo.Pada hari yang sama, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 5,75%.Tekanan inflasi ke depan diperkirakan terkendali sebagaimana tercermin dari kenaikan harga hasil Survei Pemantauan Harga sampai dengan minggu kedua Mei 2012 yang relatif lebih rendah dari pola historisnya.“Kenaikan BI Rate itu dampaknya untuk jangka panjang. Sehingga untuk menjinakkan ekspektasi jangka pendek kami tidak menggunakan instrumen BI Rate.”Meski demikian dia mengaku belum mengetahui berapa kenaikan suku bunga operasi moneter karena hal tersebut tergantung lelang operasi pasar terbuka yang digelar pada pukul 14.00 wib. (faa)
BERITA LAINNYA:
- KASUS SISMINBAKUM—Penyidikan Resmi Dihentikan
- DARMIN NASUTION Tahu Ada Bank Yang Taruh Valasnya Di Singapura
- FESTIVAL CANNES 2012: Dian Sastro Jadi Duta Asia Tenggara
- FORUM G20: SBY Janjikan RI Jadi Corong Asean
- PIALA EROPA 2012: Belanda Andalkan Pemain Klub Asing
- TRAGEDI SUKHOI: FDR Ditemukan, Proses Evakuasi Selesai
- RIP ROBIN GIBB: 5.920 Orang Tinggalkan Pesan Di Laman Gibb