BISNIS.COM, JAKARTA—Komponen inflasi inti yang sebesar 4,21% year-on-year pada Maret 2013 yang dinilai masih stabil menjadi alasan Bank Indonesia (BI) belum akan mengubah suku bunga acuan.
Artinya, level suku bungan acuan sebesar 5,75% telah ditahan selama 14 bulan sejak diturunkan pada Februari 2012 dari sebelumnya berada di level 6%.
Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, mengatakan selain stabilitas komponen inflasi inti, ekspektasi inflasi masyarakat juga dinilai masih terjaga dan kapasitas produksi yang masih memadai.
Pihaknya melihat bahwa ini [tingginya inflasi kuartal I/2013] bukan fenomena moneter, tetapi disebabkan adanya suplai yang terganggu.
"Jangan lupa, inflasi inti kurang lebih hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Itu [inflasi inti] yang lebih menggambarkan keseluruhan perekonomian,” katanya dalam jumpa pers seusai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (11/4/2013).
Dia menuturkan tingginya inflasi kuartal I/2013 terutama disumbangkan oleh komponen inflasi harga bergejolak. Darmin meyakini laju inflasi komponen harga bergejolak akan membaik dalam jangka pendek, bahkan saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan sampai dengan Maret 2013, laju inflasi tahun kalender sebesar 2,43% year-to-date atau 5,9% year-on-year. Adapun, komponen inflasi inti tercatat sebesar 0,79% year-to-date atau 4,21% year-on-year.
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, komponen inflasi inti tercatat sebesar 0,97% year-to-date atau 4,25% year-on-year, tidak jauh berbeda dengan kondisi inflasi inti sampai dengan Maret tahun ini.
Di sisi lain, inflasi umum sampai dengan Maret 2012 memang mencatatkan level yang jauh lebih rendah dibanding tahun ini, yaitu 0,88% year-to-date atau 3,97% year-on-year. (ra)