BISNIS.COM, JAKARTA--Bank Indonesia segera menerbitkan instrumen operasi moneter baru dalam rangka pendalaman pasar valuta asing guna menstabilkan nilai tukar rupiah yang masih volatile.
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan bank sentral sedang melakukan finalisasi kebijakan baru dalam rangka pendalaman pasar valuta asing, yang rencananya segera diterbitkan.
Meski enggan untuk menjelaskan lebih lanjut, tetapi dia memberi petunjuk bahwa kebijakan baru yang akan diterbitkan tersebut terkait produk operasi moneter dalam valuta asing.
“Kami sedang mengkaji produknya, mekanisme pasarnya, dan bagaimana market of conduct dari pelaku pasar,” ujarnya akhir pekan lalu.
Menurutnya, kebijakan baru ini merupakan kelanjutan dari berbagai upaya dari bank sentral dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Upaya yang telah dilakukan, a.l. menerbitkan aturan repatriasi devisa hasil ekspor, instrumen term deposit valas dan aturan wali amanat atau trustee.
Adapun, upaya BI yang terakhir adalah meluncurkan referensi nilai tukar Rupiah atau Jakarta Interbank Spot Dolar (Jisdor) . Referensi nilai tukar ini dibentuk atas transaksi pasar valas antar bank pada pagi hari.
Perry yakin pelaku pasar berkomitmen mendukung kredibilitas Jisdor sebagai acuan, dibandingkan dengan referensi lain yang menggunakan kuotasi dan persepsi. “Jisdor itu benar-benar aktual karena hasil dari trading, bukan persepsi ataupun kuotasi,” tegasnya.