BISNIS.COM, JAKARTA—Bank Indonesia mencatat pertumbuhan aset bank umum mulai melambat.
Pertumbuhan aset ban umum pada April 2013 mencapai Rp4.367 triliun tumbuh 16,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pertumbuhan aset pada April 2012 mencapai 22% dibandingkan dengan April 2011.
Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan menjelaskan melambatnya pertumbuhan aset disebabkan kemampuan
perbankan untuk menarik depositor mulai menurun.
"Pertumbuhan liabilitas bank mulai melambat, berarti pemilik dana enggan untuk menyimpan dana di bank-bank, ini dikarenakan rendahnya suku bunga yang disebabkan inflasi," jelasnya, Selasa (18/6/2013).
Dia menjelaskan pemilik dana lebih cenderung membeli aset, daripada menyimpan dana dan untuk mengantisipasi, perbankan dapat menggalang dana dengan menerbitkan obligasi.
Sampai April 2013, bank umum berhasil mencatatkan laba bersih Rp32,64 triliun, angka ini menunjukkan pertumbuhan 16,2%, dari periode sebelumnya.
Fauzi menjelaskan pertumbuhan laba perbankan terjadi seiring dengan spread dengan pertumbuhan kredit yang berada di atas 20%.
Penyaluran kredit bank umum yang telah disalurkan pada April 2012 sebanyak Rp2.334 triliun, atau tumbuh 21,8% menjadi Rp2.844 triliun.
"Pertumbuhan kredit akan tinggi, bila net interest margin (NIM) masih tinggi. Cara perbankan meraup keuntungan tak hanya dari bunga, tapi bisa diraup dari fee based income (pendapatan non bunga) dan dibutuhkan kreativitas dari perbankan," jelasnya.
Kini NIM bank umum sebesar 5,42%, naik 1bps dibanding sebelumnya. Sampai kini dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan pertumbuhan 16,1% dan kini bank umum mulai memperketat loan to deposit ratio (LDR) menjadi 86,17%.