Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja TI Bank BRI Naik 17% Per Tahun

Bisnis.com, JAKARTA--Tren belanja pos teknologi dan informatika PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) per tahun meningkat sekitar 15% hingga 17%.

Bisnis.com, JAKARTA--Tren belanja pos teknologi dan informatika PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) per tahun meningkat sekitar 15% hingga 17%.

Peningkatan tersebut didominasi oleh biaya komunikasi atau penghubung serta biaya pengadaan peralatan antar kantor cabang dan mesin ATM.

General Manager Divisi Teknologi Sistem Informasi BRI Zulhelfi Abidin menyebutkan, sepanjang tahun ini belanja TI perusahaan mencapai Rp2 triliun.

Dia menambahkan, per tahun, BRI menargetkan penambahan 5.000 unit mesin ATM. Adapun hingga 2015, BRI menargetkan memiliki 30.000 mesin ATM.

"Saat ini kami memiliki 16.000 mesin ATM dan 10.000 kantor cabang. Sebagai gambaran, investasi untuk satu mesin ATM dan koneksinya sekitar US$6.000 hingga US$7.000," ujar Zulhelfi pada Selasa (3/9/2013).

Adapun, peningkatan belanja TI BRI per tahun tersebut dinilai tidak signifikan karena investas terbesar yakni pada pembangunan pusat data terbesar atau data center sudah dilakukan sejak 2010.

Pusat data dedicated kedua BRI ini memiliki delapan lantai dan diklaim mampu menampung kebutuhan penyimpanan data perusahaan hingga 2035.

BRI memiliki dua pusat data dan satu disaster recovery center (DRC). Pusat data pertama dibangun pada 1995 dan ditujukan untuk penyimpanan data 4.000 kantor cabang BRI, sementara sisanya ditampung di pusat data kedua di Ragunan.

Peningkatan kemampuan kapasitas penyimpanan data BRI tersebut dilakukan untuk menampung transaksi yang mampu mencapai 15 juta transaksi per hari.

"Per tahunnya, seiring peningkatan kantor cabang dan jumlah ATM, transaksi juga meningkat 40%-50%. Pada 2011, total transaksi mencapai 1,2 miliar, sementara sepanjang tahun lalu mencapai 2 miliar transaksi. Kami bahkan memproyeksikan sepanjang tahun ini mencapai 3 miliar," tambah Zulhelfi.

Banyaknya transaksi dan jumlah kustomer BRI menjadi tantangan tersendiri bagi infrastruktur TI perusahaan. Saat ini, lanjut Zulhelfi, BRI memiliki 40 juta kustomer dan 20 jutadebitur. Tingkat kompleksitas transaksi pun cukup tinggi.

Oleh karena itu, BRI menerapkan strategi infrastuktur TI horizontal positioning, sistem terbuka, fasilitas komputasi awan privat, dan virtualisasi data.

Melalui strategi ini, Zulhelfi memprediksikan sistem TI perusahaan mampu menampung maksimal 53 juta transaksi. Melalui penerapan sistem TI ini pula, cost efficiency ratio BRI terus menurun.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper