Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk menjajaki peluang untuk membeli bank asing di luar negeri.
Namun, BNI mengkhawatirkan kemungkinan pembelian bank asing itu dipelintir menjadi isu politik.
Direktur Utama Bank BNI Gatot M. Suwondo mengatakan pihaknya menjajaki kemungkinan membeli bank asing di luar negeri dengan porsi kepemilikan hingga 40%.
“Ini sebenarnya menarik. Uangnya juga ada. Tetapi saya capek kalau harus menjawab jika nanti ditanya DPR, pengamat, dll. Nanti dikira ada apa-apa,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (26/9/2013).
Sayangnya, Gatot tidak bersedia menyebutkan nama bank, asal negara, serta nilai yang diperlukan untuk pembelian bank yang disebutnya menarik itu.
Namun, dia menyebut bank itu beroperasi di negara yang banyak memiliki tenaga kerja Indonesia.
Gatot mengatakan ekspansi bank Indonesia ke luar negeri secara umum dapat dilakukan melalui dua cara, yakni pembelian bank serta membuka kantor cabang di luar negeri.
Di banyak negara, baik pembelian maupun pembukaan cabang, umunya diatur secara ketat tidak sebagaimana kelonggaran yang diberikan di Indonesia terhadap bank asing.
“Di Malaysia saja untuk memindah mesin ATM dari lantai dua ke lantai satu gedung yang sama tidak mudah dilakukan,” tambahnya.
Gatot menyebut alasan politis yang sama membuatnya tidak tertarik untuk membeli Bank Mutiara yang dulunya bernama Bank Century.