Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menargetkan defisit transaksi berjalan pada 2014 bisa turun di bawah 3% dari produk domestik bruto, setelah dilakukan langkah pengetatan untuk mengerem laju impor.
“Kami berusaha defisit transaksi berjalan bisa di bawah 3%. Syukur-syukur kalau bisa di bawah 2,5%. Namun, masyarakat akan senang kalau defisit bisa berada pada 2,5-2,7% pada 2014,” ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, Kamis (10/10/2013).
Dari sisi inflasi, bank sentral optimistis laju kenaikan harga pada 2014 akan kembali normal setelah naik tinggi mulai pertengahan tahun. “Normalnya sekitar 4,5% plus minus 1%,” ujarnya.
Bank sentral telah mengeluarkan kebijakan untuk mengerem defisit transaksi berjalan yang mencapai 4,4% dari PDB pada triwulan II/2013. Salah satu kebijakan yang diterbitkan adalah penaikan BI Rate sebesar 150 basis poin menjadi 7,25%.
Selain itu bank sentral juga membiarkan nilai tukar Rupiah melemah hingga di atas Rp11.500/US$, yang dinilai sesuai dengan fundamental Indonesia. Menurut Mirza, kebijakan tersebut memang harus ditempuh untuk menyiapkan ekonomi nasional menangkap peluang perbaikan ekonomi global.
“Kita minum pil agak pahit sekarang, demi badan lebih sehat pada 2014. Jadi pada 2014 kita bisa menangkap recovery ekonomi global, seperti di AS, Eropa, dan China,” ujarnya.