Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang beroperasinya program Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada 1 Januari 2014, sosialisasi program ini dinilai belum maksimal.
Hasbullah Thabrany, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang juga mantan anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), menilai PT Askes yang akan berubah menjadi penyelenggara BPJS Kesehatan belum tuntas dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Pasalnya, hingga saat ini, sebagian besar masyarakat masih belum memahami sepenuhnya mengenai program asuransi sosial ini.
“Kalau saya bilang sih belum lulus, terutama dalam hal sosialisasi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/12/2013).
Akibat belum tuntasnya sosialisasi, menurutnya BPJS Kesehatan harus bersiap untuk mengatasi sejumlah guncangan yang diprediksi akan terjadi selama sekitar enam bulan pertama sejak pelaksanaan program ini. Di antara potensi masalah yang harus diantisipasi sejak awal adalah terkait koordinasi dengan penyelenggara fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
Dia mencontohkan protes yang diajukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terhadap BPJS Kesehatan mengenai sejumlah aturan yang dinilai merugikan rokter. Hal-hal semacam ini, katanya, harus segera ditangani agar pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional dapat berjalan baik.