Bisnis.com, JAKARTA — Bankir syariah mulai mengkhawatirkan minat masyarakat untuk membeli obligasi syariah (sukuk) negara ritel (SR) seri 006. Meski bunga yang ditawarkan mencapai 8,75% per tahun, tetapi nasabah masih lebih dominan menyimpan dananya dalam bentuk deposito.
Tak bisa dipungkiri, dengan menyimpan dana dalam bentuk deposito, nasabah dapat meraih bunga yang lebih tinggi dari nilai kupon yang ditawarkan dalam sukuk ritel. Sudah menjadi hal lumrah bila bunga deposito yang ditawarkan mencapai double digit.
Direktur Bisnis PT Bank Syariah Bukopin Harry Harmono Busiri mengungkapkan penjualan sukuk ritel tahun ini diprediksikan tak akan sebaik tahun sebelumnya. Menurutnya, masyarakat saat ini masih wait and see kondisi pasar, terutama suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate).
“Apalagi dengan tingginya bunga deposito yang ditawarkan, jadi kemungkinan masyarakat lebih memilih menyimpan dalam deposito,” ungkapnya, Selasa (18/2).
Tahun lalu, perseroan berhasil menjual sukuk ritel seri 005 mencapai Rp100 miliar, tetapi tahun ini perseroan menargetkan penjualan di kisaran Rp500 miliar—Rp100 miliar. Selain itu, untuk mengenjot penjualan sukuk ritel tersebut, perseroan tengah bekerjasama dengan PT Mega Capital.
Tahun lalu, pemerintah telah menerbitkan sukuk negara ritel SR-005 mencapai Rp14,97 triliun. Pemesanan tahun lalu mencapai Rp20,87 triliun, dengan tingkat imbal hasil 6%.