Bisnis.com, JAKARTA--Perkembangan bisnis trade finance yang kian moncer membuat sejumlah perbankan di Indonesia mulai melirik lini bisnis ini.
Untuk itu, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. menggelar Indonesia Trade & Commodity Finance Conference untuk mendukung pembiayaan perdagangan di Tanah Air.
Pradip Chhadva, Direktur Treasury, Capital Market, Financial Institution dan Transaction Banking Bank Danamon, mengatakan sebagai salah satu bank yang aktif dalam bisnis trade finance di Indonesia, Danamon bekerja sama dengan Global Trade Review.
Pada kuartal I/2014, bisnis trade finance Danamon mencetak pertumbuhan 44% dibandingkan kuartal I/2013 menjadi Rp10,1 triliun untuk pembiayaan tunai. Sementara itu, pembiayaan non-tunai tumbuh sebesar 44% juga menjadi Rp9,3 triliun pada periode yang sama.
"Sebagai pasar dengan potensi perdagangan yang sangat besar, Indonesia perlu didukung oleh jaringan pembiayaan perdagangan yang kuat," ungkapnya, Kamis (24/4/2014).
Dia mengungkapkan Bank Danamon juga dilengkapi dengan layanan trade service point at port (TSPP) sebagai one stop service untuk memberi kemudahan bagi nasabah trade finance dalam kegiatan ekspor impor di pelabuhan Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Sejak periode 2012, sambungnya, selain menawarkan jasa pembiayaan perdagangan dan resi gudang secara konvensional, Bank Danamon, melalui Danamon Syariah, juga telah memulai proses edukasi dan pembiayaan kepada nasabah trade finance.
Pembiayaan dan jasa fasilitasi perdagangan seperti penerbitan letter of credit (LC), negosiasi expor, pembiayaan open account, pembelian alat berat dan produk-produk pembiayaan lain kini telah dapat dilakukan dengan berbagai akad syariah seperti Mudharabah, Murabaha serta IMBT (Ijarah Muntahiyah bit Tamlik).
Sepanjang tahun lalu, Danamon Syariah telah melakukan pembiayaan perdagangan dengan volume sebesar Rp200 miliar. Pada tahun ini, Danamon Syariah merencanakan akan meningkatkan volume kegiatan pembiayaan perdagangan ini hingga Rp500 miliar.
Di sisi lain, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, juga tengah mengembangkan bisnis trade finance tahun ini. LPEI telah menyiapkan strategi pada bisnis ini agar bisa bersaing dengan bank-bank lain.
Direktur Pelaksana III Indonesia Eximbank Basuki Setyadjid mengatakan pihaknya baru memulai konsentrasi untuk masuk ke bisnis trade finance tahun ini. Transaksi yang dibiayai oleh Eximbank adalah transaksi perdagangan ekspor.
"Tagihan itu yang kami biayai, trade finance ini turunan dari kredit modal kerja," ujarnya baru-baru ini.
Eximbank baru masuk ke bisnis trade finance dalam 5 tahun terakhir dan baru tahun ini akan digarap secara serius. Tercatat, realisasi trade finance LPEI pada 2013 mencapai US$364 juta, meningkat 48,27% dibandingkan periode sebelumnya.
Hingga kuartal I/2014, realisasi volume trade finance Eximbank telah mencapai US$108,9 juta. Trade finance Eximbank diberikan kepada sektoral dan lembaga keuangan.