Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga riset Nielsen Indonesia mencatat keinginan konsumen Indonesia untuk menabung pada kuartal I/2014 mencapai 71%. Sisanya memilih menggunakan dana cadangan setelah mencukupi kebutuhan hidup untuk berlibur (44%), investasi saham (35%), dan hiburan di luar rumah (27%).
Meningkatnya keinginan menabung masyarakat sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran konsumen terhadap stabilitas politik. Menurut data Nielsen terjadi peningkatan tingkat kekhawatiran terhadap situasai politik dari 14% pada kuartal I/2013 naik menjadi 18% di kuartal IV/2013 dan meningkat lagi pada kuartal I/2014 menjadi 20%.
Peningkatan keinginan menabung dan peningkatan kekhawatiran terhadap stabilitas politik diikuti tren penurunan keinginan masyarakat untuk berbelanja.
Di kuartal IV/2013 sebanyak 56% konsumen menyatakan bahwa satu tahun ke depan adalah waktu yang “baik” atau “sangat baik” untuk berbelanja. Namun, di kuartal I/2014 angka tersebut turun menjadi 53%.
Ina Primiana, Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran sepakat dengan fenomena peningkatan keinginan menabung masyarakat tersebut.
“Ini momennya pemilu, masyarakat akan lebih hati-hati menggunakan uangnya. Apalagi belum ada kepastian pemimpin baru, mereka akan lihat dulu siapa presiden terpilih nanti,” katanya kepada Bisnis.com, Selasa (13/5/2014).
Dia mengatakan korelasi antara peningkatan kekhawatiran konsumen terhadap stabilitas politik sangat jelas mempengaruhi keinginan masyarakat untuk menabungkaan dananya.
“Di Indonesia, instability policy itu tinggi sekali. Jadi wajar kalau masyarakat was-was dan memilih adanya kepastian pemerintahan berikutnya buat tentukan langkah,” ujar Ketua STIE Ekuitas itu.
Meski terjadi peningkatan kekhawatiran masyarakat terhadap stabilitas politik, namun kondisi ekonomi masih menjadi kekhawatiran utama konsumen pada kuartal I/2014 dengan tingkat kekhawatiran mencapai 34% meningkat dari kuartal IV/2013 yang hanya 32%.