Bisnis.com, JAKARTA—PT Tokio Marine Life Insurance (TMIL) akan meluncurkan dua produk tradisional pada semester II tahun ini. Salah satunya diadopsi dari Jepang dan belum pernah ada di Indonesia.
Fachrizal Octavianus, mengatakan, produk yang diadopsi dari Jepang tersebut adalah jenis produk asuransi kesehatan. “Produk ini sangat diminati di Jepang dan belum ada di Indonesia,” ujarnya, Selasa (8/7/2014).
Produk yang dimaksud merupakan produk kesehatan sampai meninggal dunia. Premi dibayar hingga usia 65 tahun, dengan besaran Rp300.000-Rp5 juta. Jika sampai usia 65 tahun tidak ada klaim, tertanggung berhak mengambil seluruh premi yang telah dibayarkannya.
Kendatipun ada klaim, jika premi yang dibayar lebih besar dari jumlah klaim, tertanggung akan mengambil selisih preminya kembali di usia 65 tahun.
“Perlindungan asuransi akan jalan terus sampai tertanggung meninggal dunia, tetapi premi hanya dibayar hingga usia 65 tahun,” papar Fachrizal. Dia menyatakan saat ini produk tersebut sudah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan siap dipasarkan pada pertengahan Juli.
Terkait dengan adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Fachrizal menyatakan tidak akan terlalu berpengaruh. “Kami menyasar kelas yang lebih tinggi dari BPJS,” ucapnya.
Satu produk lagi, jenis asuransi seumur hidup, akan diluncurkan pada September. Fachrizal mengatakan saat ini izinnya dalam proses di OJK sehingga dia menolak memberi detail dari produk tersebut.
Sebelumnya, TMIL telah meluncurkan enam produk sepanjang tahun ini. Dari enam produk yang sudah diluncurkan tersebut, satu produknya juga diadopsi dari Jepang, yakni Maximum Investmen Plan (MIP).
MIP adalah produk unit linked dengan alokasi 40% untuk asuransi di tahun pertama. “Setelah itu 0%. Ini berbeda dengan produk unit linked kebanyakan,” imbuh Fachrizal.
Produk-produk tersebut 95% dipasarkan melalui agen, sisanya lewat employee benefit dan bancassurance.
Hingga akhir tahun ini, TMIL membidik premi bruto senilai Rp 200 miliar. Edy Purwanto, Wakil Direktur Utama TMLI mengatakan sampai sekarang pihaknya sudah mencatatkan premi lebih dari setengahnya.
TMIL juga akan terus menambah jumlah tenaga pemasaran sampai 5.000 orang hingga akhir tahun dari saat ini berjumlah 3.500 orang.
Saat ini, TMLI berada di posisi ke-36 dari total 47 perusahaan asuransi jiwa anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Padahal pada 2012, saat akuisisi baru saja disetujui regulator, TMLI berada pada posisi paling bawah.