Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) meyakini kinerja penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada paruh kedua tahun bisa lebih baik.
Direktur Konsumer dan Ritel BNI Darmadi Sutanto optimistis kinerja KPR dan penyaluran di bidang properti masih akan tumbuh bagus meskipun Bank Indonesia memperkirakan terjadi perlambatan.
Dia menyebutkan mulai membaiknya situasi politik dan ekonomi disertai permintaan properti yang masih tinggi, masyarakat tidak akan wait and see lagi. Sektor itu menurutnya masih akan tumbuh.
“Kami berharap semester dua nanti akan lebih baik, dan kami memperkirakan dapat mencapai pertumbuhan sampai akhir tahun di kisaran 15%,” ujarnya, Kamis (14/8/2014).
Darmadi mengakui selama semester pertama tahun ini, penyaluran KPR dan kredit properti melemah. Pertumbuhan berkisar 12% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan year to date (ytd) dari Desember 2013 hanya tumbuh 3%.
Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksikan penyaluran kredit perumahan rakyat (KPR) di semester kedua tahun ini akan mengalami perlambatan, akibat melonjakknya harga properti di sejumlah daerah dan kebijakan (loan to value) LTV yang diterapkan bank central.
Direktur Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia Yati Kurniati meyakini laju pertumbuhan properti residensial atau tempat hunian pada paruh kedua tahun ini belum akan membaik. Sehingga pembiayaan KPR pun tertekan.
“Perkiraan kami perlambatan masih akan berlanjut di semester kedua. Karena selain kebijakan LTV juga karena industri ini sendiri tengah mengalami slowdown akibat harga yang terus naik,” ujarnya.
Survei yang dirilis Bank Indonesia tentang Survei Harga Properti Residensial (SHPR) triwulan II/2014 menunjukkan terjadi kenaikan harga untuk semua tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil yang tumbuh 2,09% dari triwulan sebelumnya 1,90%.
Sedangkan tipe rumah menengah naik 1,79% dari triwulan sebelumnya 1,65%, dan tipe rumah besar mengalami kenaikan 1.20% dari triwulan pertama 0,80%.
Secara keseluruhan industri properti residensial mengalami perlambatan pertumbuhan 1,69% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya 1,45%. Angka tahunan, melambat menjadi 7,40% dari triwulan sebelumnya 7,92%.