Bisnis.com, JAKARTA - Penolakan DPR terhadap rencana pemangkasan target setoran dividen BUMN ke negara pada APBNP 2014 senilai Rp37,96 triliun dari target Rp40 triliun pada APBN 2014 membuat pemerintah harus memutar otak untuk menambal kekurangan target penerimaan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pemerintah akan mengusahakan pencapaian target setoran BUMN tersebut dengan berbagai cara terutama penarikan dividen dari PT Freeport Indonesia yang selama dua tahun tidak membagi dividen.
Sudah dirumuskan oleh para deputi, saya tidak hafal [untuk memenuhi target APBNP 2014]. Iyalah [satu-satunya cara dengan menarik dividen Freeport], ujarnya seusai menghadiri acara refleksi tiga tahun MP3EI di JCC.
Seperti diketahui sebelumnya, hasil hitungan pemerintah, 141 perusahaan negara hanya mampu menyetorkan dividen mentok di kisaran Rp37,5 triliun-Rp38,5 triliun.
Dahlan mengaku terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk menagih dividen yang diperkirakan berpotensi di atas Rp2 triliun. Upaya tersebut, lanjutnya, akan semakin gencar dilakukan apalagi sejak bulan lalu, perusahaan ini sudah diizinkan kembali mengekspor konsentrat mineral.
Sebelumnya, dalam beberapa rapat kerja dengan DPR, pemerintah selalu diminta untuk tetap menagih dividen Freeport karena selama ini pemerintah mengaku kalah suara karena saham pemerintah hanya sekitar 10% di perusahaan tambang itu.
Tak tanggung-tanggung, DPR pernah meminta ada pembahasan khusus PT Freeport Indonesia dalam satu rapat panita kerja (Panja) RAPBN 2015.
Dahlan mengatakan, Kalau pemiliknya menghendaki keuntungan lebih banyak diserahkan ya harus dipatuhi karena perusahaan negara ini miliknya negara sehingga harus tunduk pada kemauan negara yang dalam hal ini pemerintah dan DPR.
Walau akan terus berupaya ekstra mengambil dividen dari Freeport, dia memastikan tidak akan menekan perusahaan listrik negara (PLN). Langkah ini, lanjutnya, dikarenakan perusahaan plat merah tersebut terus mengalami kerugian.
Tahun ini tidak akan penuh dan tidak akan kita paksa penuh soalnya kasihan nanti listriknya malah mati.
Pada 2013, lima besar BUMN penyumbang terbanyak dividen ke APBN dipegang Pertamina senilai Rp9,5 triliun, Telkom senilai Rp5,26 triliun, BRI senilai Rp3,6 triliun, Bank Mandiri senilai Rp3,27 triliun, dan PGN senilai 2,9 triliun.
PT PLN yang semula diperkirakan memperoleh keuntungan dan bisa menyetor dividen Rp4 triliun justru mengalami kerugian akibat pelemahan nilai tukar rupiah sejak pertengahan tahun lalu. Alhasil, perusahaan pelat merah itu tidak dapat menyetorkan dividen ke kas negara.