Bisnis.com, JAKARTA—PT Great Eastern Life Indonesia memacu distribusi lewat jalur keagenan. Pada 2 tahun hingga 3 tahun ke depan, penjualan lewat agency ditargetkan mencapai 50%.
Ahmad Miswandi Sudin, Chief Agency Officer Great Eastern Indonesia mengatakan, saat ini, kontribusi premi dari jalur keagenan hanya 15%. Sisanya dikontribusikan oleh bancassurance dan kerja sama dengan grup.
“Angka itu [distribusi keagenan] sudah naik dari tahun lalu yang hanya 10%. Sekitar 2 atau 3 tahun ke depan kami menargetkan mampu mencapai 45%-50% dari agency,” ujarnya, Senin (27/10/2014).
Untuk mencapai target tersebut, sejak 2013 lalu, Great Eastern mencanangkan program Financial Planning Service (FPS). Sebuah program yang mengharuskan agen bekerja full time.
Albert Koh, Konsultan di Great Eastern menjelaskan, dalam skema FPS, para agen tak hanya mendapatkan komisi, tetapi juga gaji bulanan.
“Untuk agen FPS, pada 2 tahun pertama, kami memberikan gaji bulanan dan komisi yang besarnya setengah dari komisi yang diterima agen tradisional,” terangnya.
Menurutnya, gaji bulanan itu penting diberikan, agar para agen cukup tenang karena kebutuhan dasarnya terpenuhi. Tetapi mereka harus bekerja lebih keras, jika ingin mendapatkan uang lebih banyak.
Tak hanya gaji bulanan, dalam dua tahun pertama itu, para agen mendapatkan program khusus untuk meningkatkan kemampuannya.
Selama 2 bulan pertama, para agen FPS mendapatkan foundation training program, yakni program tentang pengetahuan dan prinsip dasar keagenan yang sesuai dengan visi Great Eastern.
Selanjutnya, sambung Koh, para agen akan mendapatkan specialized skill set program. Program tersebut berlangsung pada bulan ke 4 sampai bulan ke 12. Setelah itu, leadership development program akan diberikan kepada para agen.
“Pasca dua tahun, para agen akan mendapatkan komisi penuh, tanpa gaji,” kata Koh. Dia mengklaim program FPS tersebut merupakan satu-satunya di Indonesia.