Bisnis.com, MANADO—Otoritas Jasa Keuangan mendorong PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) untuk menjadi bank pelindung atau apex bank bagi bank perkreditan rakyat di daerah tersebut.
Deputi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara (Sulut), Gorontalo, dan Maluku Utara Dwi Suharyanto mengatakan apex bank berfungsi mendorong kinerja bank perkreditan rakyat (BPR) di tengah persaingan dengan lembaga pembiayaan lain.
Menurutnya, apex bank sangat diperlukan bagi pengembangan BPR di tengah keterbatasan kemampuan likuiditas dan aset, sehingga pemberian kredit kepada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa terus dipacu.
“Apex bank akan menjadi pengayom bagi BPR agar mereka semakin merasa yakin dan aman dalam beroperasi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/12/2014).
Dia menjelaskan aktivitas apex bank itu dinilai sangat penting bagi pengembangan UMKM, karena BPR sebagai pendukung pembiayaan juga semakin berkembang.
Dwi mencontohkan dalam pelaksanaan program tersebut, BPR bisa melakukan penghimpunan dana kepada Bank Sulut. Selanjutnya, simpanan tersebut bisa digunakan sebagai pinjaman oleh anggotanya yang membutuhkan penguatan dana untuk penyaluran kredit.
“Dengan dana dari para anggota tersebut, diharapkan likuiditas BPR lebih kuat. Kalau BPR kekurangan dana, dia bisa minta ke apex bank,” tuturnya.
Selain mendapatkan fasilitas pendanaan jangka pendek, BPR juga bisa mendapatkan fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM) dan transfer dana melalui sistem bank induk atau apex.
Bahkan, nasabah BPR juga diharapkan bisa melakukan transfer dana antar bank lewat fasilitas kliring yang dilakukan oleh bank induknya.
“Dengan menjadi anggota apex bank, BPR akan mendapatkan fasilitas pendanaan jangka pendek, pinjaman modal kerja dalam program linkage dan transfer dana antar bank melalui kliring di luar BI [Bank Indonesia],” ujarnya.
Berdasarkan catatan OJK, aset BPR di Sulut tercatat sebesar Rp919,83 miliar per Agustus 2014 atau turun tipis sebesar 3,41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp952,28 miliar.
Adapun dana pihak ketiga (DPK) BPR di daerah tersebut mencapai Rp706,08 miliar atau tumbuh tipis 1,67%, dengan rincian tabungan Rp127,53 miliar dan deposito Rp578,54 miliar.
Sementara itu, jumlah BPR mencapai 18 bank di provinsi itu, delapan di antaranya berkantor pusat di Kota Manado.