Bisnis.com, YOGYAKARTA - Temuan uang palsu yang beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta selama tahun ini mencapai 1.677 lembar atau setara dengan Rp142,5 juta.
Arief Budi Santoso, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, mengatakan jika dibandingkan dengan jumlah uang palsu yang beredar pada tahun lalu, uang palsu yang beredar pada tahun ini menyusut cukup dalam.
Pada tahun lalu, ujarnya, jumlah uang palsu yang beredar di DIY mencapai 7.662 lembar atau setara dengan lebih dari Rp3,8 miliar.
"Temuan uang palsu tahun ini menurun dari temuan tahun 2013. Pasti nya saya tidak bisa menjelaskan, tapi bisa juga karena pemahaman masyarakat akan ciri keaslian uang," ujar Arief kepada JIBI.
Dia menyebutkan jenis uang pecahan Rp100.000 palsu merupakan yang paling banyak ditemukan. Dia mengemukakan sebanyak 1.207 atau 71,97% dari total 1.677 uang palsu yang ditemukan merupakan pecahan Rp100.000.
"Kemudian sebanyak 416 lembar pecahan Rp50.000, 48 lembar pecahan Rp20.000, tiga lembar pecahan Rp10.000, dan tiga lembar 5 ribuan," ujarnya.
Dari tahun ke tahun, uang palsu pecahan lembaran Rp50.000-Rp100.000 merupakan yang paling banyak ditemukan. Pada 2013, sebanyak 7.604 lembar atau 99,2% dari total 7.662 lembar uang palsu yang ditemukan merupakan pecahan Rp50.000 ribu dan Rp100.000.
Menurut dia, temuan uang palsu di wilayah DIY cukup rendah jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Menurut dia, uang palsu yang beredar di DIY justru banyak berasal dari daerah di luar DIY.
"Di DIY temuan sangat minim. Kami banyak menerima uang-uang palsu yang berasal dari Wonosobo, Temanggung, dan sebagainya, wilayah-wilayah di sekitar DIY," katanya.
Untuk mengantisipasi peluang pertambahan jumlah uang palsu yang beredar, Arief mengatakan akan lebih sering melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah.