Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekayaan Bersih Asuransi Umum Anjlok 15% per Maret 2025, jadi Rp76,67 Triliun

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat total ekuitas atau kekayaan bersih industri mengalami kontraksi 15% per Maret 2025 menjadi Rp76,67 triliun.
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan asuransi umum di Jakarta, Rabu (24/7/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat total ekuitas alias kekayaan bersih mengalami kontraksi 15% year on year (YoY) menjadi Rp76,67 triliun per Maret 2025.

Ketua Umum AAUI Budi Herawan mengatakan dalam periode ini ada sejumlah perusahaan asuransi umum yang mencatatkan kinerja negatif sehingga terefleksi secara agregat dalam total ekuitas industri.

"Dalam premi dan klaim bruto ada beberapa lini bisnis terjadi penurunan. Kalau kita pahami, industri ini sudah terlihat siapa pemain di asuransi kredit, siapa pemain terbesar di properti, siapa pemain besar di suretyship, ini sebenarnya sudah terindikasi. Ini kenapa memang bahwa terjadi penurunan ekuitas yang cukup lumayan," kata Budi dalam konferensi pers di kantor AAUI, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Dalam periode ini, premi bruto lini usaha asuransi properti mengalami kontraksi 14,1% YoY menjadi Rp7,80 triliun. Sementara itu, asuransi suretyship kontraksi 37,6% YoY menjadi Rp342 miliar dan asuransi kredit premi brutonya naik tipis hanya 0,3% YoY menjadi Rp3,98 triliun.

Secara total, premi bruto per kuartal I/2025 hanya tumbuh 0,3% YoY menjadi Rp30,53 triliun. Sebaliknya, klaim bruto tumbuh lebih besar, yakni 4,8% YoY menjadi Rp10,98 triliun.

Dalam periode tiga bulan pertama 2025 ini, cadangan klaim industri asuransi umum terkoreksi cukup dalam sebesar 69,6% YoY menjadi Rp247 miliar. Meski premi bruto naik, total pendapatan premi industri asuransi umum per kuartal I/2025 terkoreksi 0,6% YoY menjadi Rp32 triliun.

"Jadi ini [penurunan ekuitas] memang diakibatkan dari beberapa perusahaan tadi. Saya tidak bisa sebutkan, tapi paling tidak analisanya ke arah sana. Tapi bukan berarti perusahaan yang di luar itu tidak mengalami pertumbuhan ekuitas," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Statistik, Riset, & Analisa AAUI, Trinita Situmeang menjabarkan tetap saja ada sejumlah indikator positif kondisi industri asuransi umum dalam kuartal I/2025.

Misalnya, laba setelah pajak asuransi umum tumbuh 36% YoY menjadi Rp3,13 triliun. Selain itu, hasil underwriting juga tumbuh 28,7% YoY menjadi Rp6,18 triliun.

Dalam periode ini, total investasi industri asuransi umum tumbuh 6,2% YoY menjadi Rp123,38 triliun, sementara total aset industri juga tumbuh 8,3% YoY menjadi Rp254,02 triliun.

"Tapi kalau kita lihat, ada beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi yang mungkin labanya terkontraksi cukup jauh. Jadi ada dampak dari pencadangan dan beberapa kan sudah run dengan metode akuntansi yang baru [PSAK 117]. Ini kita juga sedang mempelajari dan mengumpulkan di asosiasi dampaknya seberapa besar," kata Trinita.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper