Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPD DIY Genjot Pertumbuhan Kredit Dan Dana Pihak Ketiga Tahun Depan

Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan aset tumbuh signifikan pada tahun depan dengan menggenjot pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di kisaran 28% - 30% pada 2015.
BPD DIY/
BPD DIY/

Bisnis.com, JOGJA – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan aset tumbuh signifikan pada tahun depan dengan menggenjot pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) di kisaran 28% - 30% pada 2015.

Pada 2015, bank yang dimiliki oleh Pemda DIY tersebut menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp6,5 triliun dan DPK sebesar Rp8,2 triliun. Secara keseluruhan, pihaknya menargetkan aset tumbuh menjadi Rp9,7 triliun.

"Tahun 2015, kami ingin kredit dan dana pihak ketiga meningkat dalam kisaran 28%-30% karena kami juga ingin menuju kenaikan aset sebesar 28%. Jadi kalau sekarang - sampai akhir November 2014, aset kami Rp8,1 triliun. Pada 2015 kami anggarkan hampir Rp10 triliun. Memang cukup tinggi, tetapi kami optimis. Kami targetkan laba Rp232 miliar,” ujar Bambang Setiawan, Direktur Utama BPD DIY, kepada JIBI di kantornya di Yogyakarta, Senin (29/12).

Pihaknya juga menargetkan pembiayaan syariah tumbuh 27%. Di sisi lain, modal dianggarkan naik 17%, pendapatan 19%, biaya 17%, dan laba tumbuh 20%.

Beberapa indikator finansial yang ditargetkan oleh BPD DIY pada 2015 antara lain capital adequacy ration (CAR) 17%, return on asset (ROA) 2,7%, return on equity (ROE) minimal 21%, Bopo 73%, nett interest margin (NIM) 7,4%, loan to deposit (LDR) 78,11%, non performing loan (NPL) 1,4%.

Namun demikian, Bambang mengakui pihaknya mematok target sejumlah indikator finansial di level konservatif. Dia optimistis beberapa target dapat didorong lebih tinggi.

"Angka-angka yang kami sebut semua itu konservatif, karena di November saja, beberapa sudah sampai. Misalnya ROA pada November 2014 sudah 4,11%. Tapi ya kami harus konservatif. ROE minimal 21% artinya bisa lebih dari itu. November saja sudah 25%. Bopo juga terlalu konservatif, bisa ditekan di 71% sehingga menjadi efisien," katanya.

Menurut dia, target LDR 78,11% pada tahun depan justru tergolong pas. "Kami anggap itu sebagai angka yang ideal, artinya adequacy terpenuhi, likuiditas terjaga, tetapi kredit juga tumbuh dan revenue dari kredit juga dapat kita capai dengan baik," katanya.

Khusus untuk NPL, pihaknya memroyeksikan akan ada penyusutan NPL menjadi 1% pada akhir tahun 2014 karena dalam beberapa waktu terakhir banyak nasabah besar membayar kredit.

Pihaknya mengaku menghadapi 2015 penuh dengan optimisme, seiring dengan transformasi BPD DIY menjadi bank umum nasional. "Karena sejalan dengan perubahan status, kami juga lakukan transformasi dengan menata organisasi menjadi lebih efektif, lebih efisien, lebih intensif," ujarnya.

Beberapa fungsi, ujarnya, diperkuat seperti meningkatkan desk akuntansi menjadi setingkat kelompok, mengembangkan corporate secretary untuk membangun hubungan dengan stakeholder, hingga meningkatkan status sejumlah kantor kas menjadi cabang pembantu.

"Setelah menjadi cabang pembantu, kantor kas yang awalnya tidak bisa memberikan kredit menjadi bisa memberikan kredit," ujarnya.

Dia menyebutkan lini bisnis perdagangan besar dan eceran (ritel) merupakan salah satu lini utama yang paling banyak menyumbangkan bisnis bagi BPD DIY. "Yogyakarta kan memang memiliki banyak usaha yang bergerak di sektor perdagangan. Sebanyak 40% kredit kami dari sektor ini."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper