Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk mengungkapkan ada beberapa faktor pendorong terjadinya praktik penyimpangan di lingkungan industri perbankan.
Direktur Risiko Bank BNI Sutanto mengatakan fraud dalam aktivitas perbankan terjadi karena budaya risiko dan kepatuhan pihak perbankan yang rendah.
"Rendahnya integritas dan supervisi yang lemah juga menjadi salah satu pendorong terjadinya fraud dalam aktivitas perbankan," ujarnya, Rabu (11/03/2015).
Standar operasional prosedure (SOP) di dalam aktivitas perbankan yang tidak lengkap dan tidak update juga menyebabkan terjadinya fraud.
"Kompleksitas transaksi dan SDM [sumber daya manusia] yang tidak mengetahui prosedur dan ketentuan juga buat bank jadi fraud," kata Sutanto.
Selain itu, SDM bank tidak dilakukan rotasi dan mutasi secara optimal dan berkala ini memunculkan adanya fraud.
"Reward dan punishment yang tidak tegas dan tidak mendukung kepada para pegawai maka akan memunculkan fraud," ucapnya.
Fraud, tambahnya, juga disebabkan adanya sistem teknologi informasi pada perbankan yang lemah.
Menurut Sutanto, adanya fraud di perbankan sangat berdampak pada tingkat kepercayaan para nasabahnya dan merugikan secara finansial.
"Sebagai penguatan pengendalian internal dan pelaksanaan manajemen risiko, bank perlu meningkatkan sistem pengendalian fraud," tuturnya.