Bisnis.com, JAKARTA--Standard & Poor’s Ratings Services memproyeksikan industri perbankan nasional bakal membukukan rasio kredit bermasalah mencapai 3,5%.
Director Financial Service Ratings Standard & Poor’s Ratings Services Ivan Tan memproyeksikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) industri perbankan nasional pada tahun ini juga akan secara bertahap mengalami peningkatan.
“Tahun ini kami proyeksikan NPL akan berkisar 2,5%-3,5%,” jelas Ivan di Jakarta, Selasa (7/4/2015).
Penyebabnya, dalam beberapa tahun sebelummnya bank telah memacu kredit di atas 20%.Padahal, lanjut Ivan, ketika kredit dipacu secara maksimal, kondisi ekonomi tengah mengalami pelemahan dan tekanan akibat pelemahan rupiah.
Selain itu, kata Ivan, peningkatan NPL merupakan dampak dari penyesuaian atas kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang naik mencapai 200 basis poin (bps) pada periode 2013 ke 2014 yang berdampak pada kenaikan bunga kredit bank.