Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Internasional Indonesia Tbk memperkirakan pertumbuhan laba tahun ini akan mencatat level positif setelah sepanjang 2014 lalu anjlok 54,8%.
Thilagavathy Nadason, Direktur Keuangan BII, mengatakan pendapatan perseroan tahun ini akan lebih tinggi menyusul tren penurunan biaya dana.
"Tahun 2015 akan jauh lebih baik dibandingkan 2014, walau secara keseluruhan sampai semester pertama akan tetap slow," jelasnya seperti dikutip Harian Bisnis Indonesia, Senin (27/4/2015).
Dia menjelaskan, tingkat biaya dana akan turun menyusul penurunan BI Rate pada Februari 2015 lalu. Tren ini menurut Thila akan menjaga tingkat margin bunga bersih di level 4,76%.
Alhasil, pendapatan bunga bersih sepanjang tahun ini diharapkan bisa melampaui pertumbuhan tahun lalu yang hanya mencapai 7,5%.
Pertumbuhan yang minim itu dipicu pertumbuhan beban bunga yang mencapai 38%, lebih tinggi dari pendapatan bunga sebesar 23%.
Tahun ini, BII menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 15%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 4,2% dengan outstanding sebanyak Rp106,302 triliun.
Thila mengatakan, perseroan akan fokus di segmen business banking dan retail banking.
Menurut Thila, pertumbuhan di segmen ritel akan terdongrak jika regulator melonggarkan ketentuan loan to value (LTV) dalam bentuk penurunan uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor.
Per Desember 2014, segmen business banking menyumbang 38% terhadap total kredit BII. Sementara itu, porsi segmen ritel mencapai 39% di mana 91% portofolio kredit di segmen ini disumbang oleh KPR dan KKB.
Thila mengatakan, BII juga akan ekspansif di segmen mikro yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan dengan segmen lain. Dia menyebut, pertumbuhan kredit mikro diproyeksi lebih dari 15% tahun ini.
Tahun lalu posisi outstanding kredit mikro mencapai lebih dari Rp1 triliun.