Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyumbang Laba Terbesar dari 6 Anak Usaha BCA

Hingga Mei 2015, PT Bank Central Asia Tbk. telah memiliki 6 anak usaha. Anak usaha manakah yang menjadi penyumbang laba terbesar?

Bisnis.com, JAKARTA—Hingga Mei 2015, PT Bank Central Asia Tbk. telah memiliki 6 anak usaha. Anak usaha manakah yang menjadi penyumbang laba terbesar?

Dari situs resmi perusahaan, hingga kini emiten berkode saham BBCA tersebut telah memiliki 6 anak usaha yakni PT BCA Finance, BCA Finance Limited, BCA Syariah, PT BCA Sekuritas, PT Asuransi Umum BCA, PT Asuransi Jiwa BCA.

Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan BCA Finance menjadi anak usaha dengan kontribusi laba tertinggi.

“Dari laba tahun lalu, BCA Finance menyumbang Rp1 triliun. Ini andalan kami. Sementara anak usaha lain masih kecil kontribusinya, tapi ke depan kami harap akan berikan kontribusi positif,” tutur Jahja di Jakarta, pekan lalu.

Sementara itu, hingga kuartal I/2015, BBCA menghimpun laba bersih senilai Rp4,1 triliun atau naik 10,7% secara year on year (y-o-y).

Jahja merinci perolehan tersebut disumbang pertumbuhan pendapatan operasional perusahaan yang naik 13,2% y-o-y dari Rp9,7 triliun menjadi Rp11 triliun pada kuartal I/2015.

Selama 3 bulan pertama tahun ini, kredit yang disalurkan BBCA tumbuh 5,8% y-o-y menjadi Rp335,6 triliun dari Rp317,19 triliun.

Pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perusahaan naik 9,4% y-o-y menjadi Rp445,1 triliun.

Dari laporan yang disampaikan perusahaan, kredit korporasi mencatatkan peningkatan paling rendah atau sebesar 2,9% y-o-y.

Kredit konsumer pun terpantau baru tumbuh 5,6% y-o-y pada triwulan pertama tahun ini. Sementara itu, kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) tumbuh paling tinggi atau sebesar 8,3% y-o-y menjadi Rp134,4 triliun.

Laporan keuangan tersebut juga mencatat kenaikan DPK BBCA disumbang peningkatan deposito sebesar 21,5% y-o-y menjadi Rp110,3 triliun pada kuartal I/2015.

Di sisi lain, tabungan dan giro tumbuh lebih lambat yakni sebesar 5,9% y-o-y menjadi Rp334,8 triliun di akhir Maret 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper