Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi tingkat margin bunga bersih atau net interest margin perbankan hingga akhir 2015 sulit mencapai level 5%.
Irwan Lubis, Deputi Komisioner OJK, mengatakan tren penurunan NIM merupakan indikasi positif bagi industri. "NIM di level 4%-5%, kalau bisa turun sedikit lagi, bagus," ujarnya di kantor OJK, Senin (4/5/2015)
Menurut Irwan, tingkat NIM perbankan Indonesia melampaui tingkat NIM di negara Asia Tenggara. Tak ayal, tingkat NIM yang tinggi merupakan cermin tingkat bunga kredit yang juga tingi.
Dengan penurunan NIM, Irwan berharap perbankan memberikan tingkat bunga kredit yang lebih rendah kepada pelaku usaha.
Berdasarkan data statistik perbankan, tingkat NIM perbankan hingga Februari 2016 mencapai 4,06% atau turun 12 basis poin secara tahunan.
Sejak 2012, tingkat NIM memang terus turun. Di akhir 2012, NIm perbankan masih di elvle 5,49% sedangkan setahun berikutnya turun menjadi 4,89%.
Irwan menjelaskan, sepanjang tahun tingkat NIM bisa terus tertekan jika penyaluran kredit masih melambat.
Pasalnya, perolehan bunga bersih dari penyaluran kredit akan tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan beban bunga yang harus dibayar kepada nasabah.