Bisnis.com, JAKARTA--- PT Bank BNI Syariah menyatakan memerlukan tambahan modal sekitar Rp500 miliar hingga Rp1 triliun pada 2016 untuk menjaga ekspansi pembiayaan sebesar 25% per tahun pada 2016
Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah, mengatakan tambahan modal tersebut dibutuhkan untuk menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di level 15%.
Dia mengimbuhkan, perseroan memiliki beragam opsi untuk menambah permodalan. "Sejumlah alternatif mulai dibahas, mulai dibahas, mulai dari setoran modal langsung, sub debt [obligasi subordinasi], maupunn [menggandeng] strategic investor," jelasnya kepada bisnis.com, Rabu (20/5/2015).
Di samping itu, BNI Syariah juga tengah mengkaji opsi untuk mencari pendanaan melalui penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Namun, Imam menyebut, belum ada pembahasan insentif dengan pemegang saham terkait dengan hal ini.
Imam mengatakan, hingga akhir 2015, rasio CAR perseroan diestimasi akan tergerus menjadi 12,8% - 13% dari posisi Maret 2015 sebesar 15%.
Sepanjang tahun ini, BNI Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 25%. Adapun, per hingga Maret 2015 pembiayaan perseroan tumbuh 28,73% menjadi Rp15,7 triliun.