Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ingin Naik Kelas, Bank Ina Perdana Siap Rights Issue Kuartal IV/2015

PT Bank Ina Perdana Tbk siap melakukan aksi korporasi untuk meningkatkan permodalan perseroan pada kuartal akhir tahun ini.
Dirut PT Bank Ina Perdana Tbk. Edy Kuntardjo/Bisnis
Dirut PT Bank Ina Perdana Tbk. Edy Kuntardjo/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk siap melakukan aksi korporasi untuk meningkatkan permodalan perseroan pada kuartal akhir tahun ini.

Direktur Utama Bank Ina Perdana Edy Kuntardjo mengatakan perseroan berencana untuk rights issue dalam rangka mengikuti arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan permodalan dan naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) II.

"Triwulan IV tahun ini kami akan rights issue sekitar Rp150 miliar. Modal kami saat ini Rp300 miliar, masih jauh untuk jadi BUKU II, namun kami lakukan bertahap sesuai dengan kesiapan infrastruktur kami," ucapnya, baru-baru ini. 

Edy menjelaskan perseroan memilih untuk berkembang dengan kekuatan sendiri ketimbang melakukan konsolidasi dengan bank BUKU I lainnya. Setelah rights issue pada akhir tahun nanti, Bank Ina secara bertahap akan kembali melakukan aksi korporasi untuk menambah permodalan. Namun, Edy belum bersedia mengungkapkan secara rinci.

"Untuk sisanya, kami ada kesempatan untuk bikin business plan lagi, misal 2016 modal kami jadi Rp1 triliun atau ada tahapan lain lagi," kata Edy.

Saat ini, saham Bank Ina Perdana sebesar 38,38%  dimiliki oleh masyarakat, 37,62% oleh OCBC Securities PTE LTD-Client A/C, 20% oleh PT Philadel Terra Lestari dan 4% oleh perserorangan.

Perseroan saat ini masih mengajukan permohonan PT Philadel Terra Lestari sebagai pemegang saham pengendali. Edy menyebut pihaknya telah mengirimkan permohonan kepada pihak otoritas.

Rencananya perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, pengadaan barang, perindustrian, dan jasa ini akan membeli saham di pasar bursa untuk meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya.

"Kami harap dalam waktu dekat sudah bisa diproses. Saat ini kepemilikan sahamnya sebesar 20% dan mau naik jadi 30% karena perusahaan induk bukan bank," ucapnya.

Adapun dalam rapat umum pemegang sahamnya yang digelar pada Jumat (12/5/2015) diputuskan emiten berkode saham BINA ini tidak membagi dividen untuk memupuk permodalan perseroan.

Dengan ditambahnya modal dari laba ditahan ini, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perseroan mencapai 24%.

Pada saat bersamaan, perseroan juga mengajukan revisi pertumbuhan kredit tahun ini dalam rencana bisnis bank (RBB) yang akan diserahkan akhir bulan ini OJK.

Edy mengatakan pada awal tahun perseroan menargetkan pertumbuhan kredit yang konservatif sebesar 10% atau di bawah arahan Bank Indonesia dan OJK yang sebesar 15% hingga 17%.

"Namun, melihat kondisi ekonomi saat ini, rasanya kami perlu mengoreksi pertumbuhan kredit kami menjadi 5%. Untuk laba, kami masih mengkaji besaran target yang akan direvisi," ujarnya di Jakarta baru-baru ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper