Bisnis.com, JAKARTA--Suku bunga kredit segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama ini dirasa cukup tinggi.
Chief Economist PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Ryan Kiryanto menjelaskan untuk menentukan besaran suku bunga kredit di sektor produktif bank-bank harus mempertimbangkan berbagai aspek selain biaya dana, antara lain profit margin dan profil risiko calon debitur dan sektor usaha.
Dirinya mencontohkan apabila bank menetapkan suku bunga deposito sebesar 9,5% dengan profit margin 3%, maka minimal suku bunga kredit yang diberikan sebesar 12%. Menurutnya, para pelaku UMKM profit marginya antara 20% hingga 30%, bahkan ada yang lebih. "Sehingga kalau para pelaku UMKM ini dibebani bunga 1% perbulan, ya kecil buat mereka," ujarnya di Jakarta, Senin (15/6/2015).
Berdasarkan daftar suku bunga dasar kredit yang dikeluarkan oleh BI per April 2015 suku bunga dasar kredit ritel perbankan nasional rata-rata sebesar 12% hingga 14%. PT Bank Mega Tbk mematok SBDK ritel paling tinggi sebesar 18%, sedangkan SBDK ritel paling rendah dipatok oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebesar 6,11%.
Untuk sektor mikro, SBDK perbankan lebih tinggi dibandingkan sektor rite. Rerata perbankan mematok SBDK untuk segmen mikro di atas 15%, bahkan ada yang tembus 20%. PT Bank Mutiara menetapkan SBDK mikro paling tinggi di antara bank-bank lain, yakni sebesar 22,5%. Sementara itu, Bank of China Limited tercatat sebagai bank yang menawarkan SBDK paling rendah untuk segmen mikro sebesar 6,82%.
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Choirul Djamhari mengatakan tingginya bunga kredit merupakan salah satu permasalahan bagi para pelaku UMKM sehingga enggan meminjam kredit di bank. Menurutnya bank memiliki alasan yang kuat terkait tingginya suku bunga kredit, yakni adanya transaction and administration cost. Debitur segmen UMKM merupakan debitur dengan nominal pinjaman yang kecil, namun memiliki overheat cost yang hampir sama dengan debitur besar.
"Oleh karena itu pemerintah akan terus berusaha supaya bung kredit usaha rakyat (KUR) terus menurun. Saat ini bunga KUR diturnkan sebesar 1%," ujarnya.