Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Harda Internasional Tbk berencana menggunakan dana hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) untuk mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha.
Direktur Utama Bank Harda Antonius Prabowo mengatakan dana yang berhasil dihimpun perseroan melalui IPO ini senilai Rp100 miliar.
"Dengan dana yang kami peroleh ini bisa mendukung penambahan kredit sekitar Rp600 miliar hingga Rp700 miliar," ucapnya di Jakarta.
Antonius menjelaskan untuk tahun ini perseroan membutuhkan ekspansi kredit senilai Rp400 miliar. Dirinya memperkirakan perseroan masih memiliki dana senilai Rp300 miliar untuk ekspansi kredit pada semester I/2016. Setelahnya, Bank Harda akan kembali mencari dana untuk tambahan modal ekspansi kredit.
Emiten berkode saham BBHI ini fokus menyalurkan kredit ke segmen komersial dan segmen ritel. Hingga Juni 2015 perseroan tercatat menyalurkan kredit senilai Rp1,56 triliun atau meningkat sebesar 6,1% dibandingkan semester I tahun lalu yang senilai Rp1,47 triliun.
Penyaluran kredit perseroan difokuskan ke segmen ritel dan komersial dengan porsi 32% dan 64% dari total kredit. Sedangkan sisanya, disalurkan ke segmen mikro dan kecil.
Adapun, perseroan membidik peningkatan kredit sebesar 30% atau mencapai sekitar Rp2 triliun dan pencapaian laba senilai Rp14 miliar hingga akhir tahun ini.
Selain untuk mendukung ekspansi kredit perseroan, Antonius mengatakan langkah IPO ini juga menjadi salah satu upaya perseroan untuk naik kelas menjadi bank yang masuk dalam kategori bank umum buku usaha (BUKU) II.
Saat ini perseroan masih berstatus BUKU I dengan modal inti per Januari 2015 senilai Rp323 miliar atau mengalami penaikan dibandingkan akhir tahun lalu yang senilai Rp292 miliar.
"Ini juga upaya untuk mencapai itu. Setelah ini kami akan melakukan corporate action lain, seperti rights issue. Kami harapkan dapat naik ke BUKU II selambat-lambatnya dalam waktu 3 tahun mendatang," katanya.