Bisnis.com, JAKARTA - "Eda, tolong kirimkan semua uang yang aku bawa ini ke Jakarta? Tiur lagi kecelakaan di Jakarta. Bagaimana cara kirim uang yang aku bawa dari Balige ke Jakarta? Berapa hari sampai? Anak aku mau berobat?"
Dengan nafas terengah-engah, perempuan yang menggunakan sarung sebagai penutup kepala datang ke warung tetangganya untuk menceritakan keluh kesah untuk mencari solusi baru. Paduan pinang dan sirih masih membekas di bibirnya. Tiur adalah boru (bahasa Batak: anak perempuan) yang sedang merantau untuk bersekolah di Jakarta.
"Pecah kepala boruku gara-gara manjat pohon. Tolong kirimkan dulu uang yang aku bawa ini ke Jakarta Eda," ucap perempuan itu sambil menyodorkan uang yang diambil dari dalam bajunya.
Sambil menjaga warung ponsel, Eda Ramos menenangkan Mak Tiur yang panik karena anaknya sakit di perantauan. Setelah perempuan itu tenang, dia pun menceritakan bahwa baru saja warung ponsel yang dimiliki telah menjadi agen BRILink, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Dia mengamini bahwa bisa membantu mengirim uang yang dibawa ke Jakarta. Uang kertas yang digumpal oleh Mak Tiur pun dikumpulkan dan dihitungnya. "Berapa hari uangnya nyampek ke Jakarta Eda?" tanya Mak Tiur dengan logat Batak. "Langsung sampai hari ini juga," balas Eda Ramos. "Kok bisa cepat kali." "Warung aku ini fungsinya sudah kayak Bank BRI. Bisa kirim uang, menabung dan isi pulsa juga bisa."
Kedua perempuan itu menjadi pemeran utama dalam fragmen peluncuran Laku Pandai di Balige oleh Bank Wong Cilik. Direktur Komersial BRI Donsuwan Simatupang mengungkapkan agen laku pandai perseroan akan memudahkan masyarakat yang tinggal jauh dari kantor cabang bank untuk melakukan transaksi.
Menurutnya, kantor cabang bank hanya beroperasi dari pagi hingga sore, akan tetapi melalui agen Laku Pandai juga melayani nasabah hingga malam hari.
Donsuwan menuturkan bila masyarakat pergi ke kantor cabang maka membutuhkan waktu yang lama dan jarak yang jauh, sehingga agen bank menjadi solusi cerdas. Sebab, agen Laku Pandai bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Perseroan membekali agen Laku Pandai dengan perangkat electronic data capture (EDC), layanan jasa perbankan meliputi setoran, tarik tunai, transfer antarrekening perbankan, pembelian pulsa telepon dan pembayaran listrik.
"Kantor cabang bank biasanya hanya berada di kota-kota saja, jadi yang tinggal di kampung bisa lebih dekat dengan bank melalui agen," ucapnya.
Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkapkan hanya 25% masyarakat Indonesia yang sudah mengenal jasa perbankan, akan tetapi belum dimaksimal sebab keterbatasan akses menuju kantor mengingat kondisi geografi.
Menurutnya, program Laku Pandai sengaja didesain semenarik mungkin dan tidak dikenakan biaya untuk nasabah yang membuka tabungan elalui agen.
Sistem yang dibangun juga kekerabatan. Nelson mengungkapkan bahwa masyarakat di kampung telah saling mengenal dari satu pintu ke pintu yang lain. Bila sudah saling kenal, katanya, sistem kepercayaan bisa dibangun dengan mudah, sehingga transaksi akan semakin rutin.
"Balige memerlukan agen itu, karena umumnya kantor-kantor bank ada di pusat kota. Kalau nasabah di kampung pergi ke kota untuk mengirim uang, maka akan menjadi cost. Kalau pun ada yang mau mengirim uang untuk biaya berobat, maka uang akan sampai dengan cepat," ucapnya.
Sementara itu, Boimin juga dipilih menjadi agen BRILink sejak tahun lalu. Dia telah menjadi nasabah perseroan sejak 10 tahun silam. Dirinya terpilih oleh BRI menjadi agen sebab memiliki performance yang cukup baik, dari sisi pembayaran cicilan saat menjadi menjadi nasabah Kupedes (Kredit Umum Pedesaan).
Saat menjadi agen, Boimin mulai memperkenalkan manfaat dan kemudahan yang akan didapat kepada tetangganya bila melakukan transaksi melalui EDC yang dititipkan padanya.
Tak tanggung-tanggung, transaksi yang dia dapat mencapai 900 transaksi tiap bulan dari 300 kepala keluarga yang berada di kampungnya."Masyarakat sudah percaya sama saya, kan saya enggak pernah menipu, sebab semua transaksi selalu berhasil," kata Boimin.
Pria berusia 40 tahun tersebut telah meraih fee dari perseroan hingga Rp4,7 juta setiap bulan. Kini, dia pun berencana melakukan inovasi terbaru, dengan memperkenalkan belanja online bagi warga kampung halamannya. Meski itu bukan inovasi baru di kota-kota, tetapi hal itu tergolong hal mewah bagi masyarakat di desa-desa.
Untuk tahap awal, dia mencatat pesanan masyarakat, lalu bekerja sama dengan angkutan umum yang ada melewati rumah penduduk yang dituju sebagai jasa logistik. "Nasabah enggak perlu ke kota, cukup pesan via telepon dan transfer uang kepada saya."
Hingga saat ini, perseroan telah memiliki 2.247 agen BRILink dengan total transaksi selama tahun 2015 sebesar 597.039 dan total volume yang mencapai Rp2,4 triliun untuk Provinsi Sumatra Utara. Sedangkan secara nasional Agen BRILink telah menembus angka 34.800 dengan total transaksi 10,7 juta transaksi finansial dan total volume Rp16,65 triliun.
Melalui agen Laku Pandai, strategi penetrasi yang dijalankan oleh perbankan bisa dilakukan dengan cepat, mengingat wilayah yang begitu luas serta kondisi geografis Indonesia berupa kepulauan. Walhasil, Tiur pun bisa menerima uang berobat dari ibunya yang berada di Balige, untuk menebus biaya berobat di Jakarta dalam hitungan detik.[]