Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menganggap wacana yang dilemparkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait perlunya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit kepada Bank Sentral menimbulkan persepsi yang negatif.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan wacana bahwa Bank Sentral mau diaudit tersebut tidak menimbulkan persepsi positif bagi pasar. "Itu malah membuat orang bertanya-tanya kenapa otoritas moneter mau dilakukan audit. Jadi saya titip ayok kita smua bangun persepsi positif," ujarnya di Kompleks BI, Jumat (2/10/2015).
Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini, lanjutnya, tak hanya disebabkan faktor eksternal yakni ketidakpastian suku bunga AS dan pelemahan ekonomi Tiongkok tetapi juga disebabkan karena persepsi pasar kepada pemerintah yang tidak baik.
Pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan untuk menangani pelemahan nilai tukar rupiah.
"Kami ingin sampaikan bahwa kebijakan yang pemeintah sampaikan itu sesuai konsisten dengan transformasi struktural. Yang dikeluarkan dengan BI juga konsisten. Kita menjaga di sistem moneter maupun makroprudensial. Yang perlu kita jaga adalah persepsi supaya persepsi positif," tutur Agus.
Menurutnya, perlu membangun kepercayaan kepada pasar di tengah kondisi saat ini. Sementara, wacana audit kepada Bank Sentral dinilai tak sesuai dengan semangat tersebut.
Pasalnya, tantangan terbesar untuk mengantarkan Indonesia ke keadaan yang lebih baik yakni membangun persepsi positif. "Jadi saya titip ayo kita semua bangun persepsi positif karena tantangan besar tapi Indonesia dalam keadaan yang baik dan menuju yang lebih baik," katanya.
Bank Indonesia, tambah Agus, selama ini telah diaudit oleh BPK dan hasil audit dalam 13 tahun terakhir yakni selalu WTP atau wajar tanpa pengecualian. Namun, dalam catatan Bisnis, belum sekalipun audit operasi moneter dilaksanakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel