Bisnis.com, JAKARTA--Kendati bank-bank besar mulai menurunkan suku bunga hingga di bawah Lembaga Penjamin Simpanan rate, perang suku bunga deposito masih terjadi di kelompok bank bermodal di bawah Rp1 triliun.
Direktur Kepatuhan PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Iim Wardiman menuturkan persaingan antar bank umum kegiatan usaha (BUKU) I untuk mendapatkan likuiditas masih sengit yang ditandai dengan suku bunga deposito yang juga masih tinggi.
"Persaingan ini disebabkan rupiah yang mengalami penurunan nilai tukar dan bank-bank menjaga kualitasnya," ucapnya kepada Bisnis.com, Senin (2/11/2015).
Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij mengatakan perseroan telah melakukan pemangkasan suku bunga deposito sejak Juli 2015. Kendati pemangkasan suku bunga simpanan berjangka ini relatif belum banyak.
"Suku bunga deposito kami juga masih relatif tinggi dibandingkan dengan bank-bank besar," katanya.
Irfanto menjelaskan bank kecil masih mengandalkan deposito sebagai sumber utama untuk pendanaan, sehingga suku bunga yang diberikan lebih tinggi dibandingkan bank besar yang mengandalkan pendanaan dengan suku bunga rendah, seperti tabungan dan giro.
Irfanto menyebutkan perseroan telah menurunkan suku bunga deposito sejak akhir Juni 2015 sebesar 25 bps hingga 50 bps.
Adapun, Statistik Perbankan Indonesia yang diterbitkan OJK, suku bunga rata-rata deposito kelompok BUKU I lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga rata-rata deposito secara industri.
Suku bunga simpanan berjangka bank kecil ini tercatat sebesar 8,65% untuk jangka 1 bulan, 9,23% untuk 3 bulan, 9,53% untuk 6 bulan, dan 9,21% untuk simpanan lebih dari 12 bulan.
Sedangkan suku bunga deposito rata-rata bank umum tercatat sebesar 7,60% untuk 1 bulan, 8,33% untuk 3 bulan, 8,61% untuk 6 bulan, dan 8,61% untuk deposito dengan jangka lebih dari 12 bulan.