Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan mencatat Penarikan Pembiayaan Infrastruktur kembali marak pada triwulan III/2015.
Pada akhir triwulan I/2015 Otoritas Jasa Keuangan mencatat pinjaman langsung yang diberikan oleh dua perusahaan pembiayaan infrastruktur yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) serta PTIndonesia Infrastructure Finance(IIF)secara total mencapai Rp5,34 triliun namun pada akhir triwulan III telah tumbuh 48% menjadi Rp7,91triliun.
Sementara itu, pembiayaan proyek dalam bentuk pinjaman subordidinasi tidak berubah banyak dari Rp2,55 triliun di triwulan I/2015 menjadi Rp2,88 triliun pada akhir September lalu atau tumbuh hanya 12%. Sedangkan refinancing maupun penyertaan modal langsung relatif stagnan di Rp1,07 triliun dan Rp828 miliar pada triwulan I/2015 menjadi Rp1,03 triliun dan Rp829 di akhir triwulan III/2015.
Seiring dengan peningkatan penarikan pinjaman infrastruktur pada triwulan III/2015, otoritas mencatat terjadi peningkatan penarikan sumber pembiayaan. Tercatat pinjaman perusahaan pembiayaan infrastruktur akhir Maret dari bank luar negeri mencapai Rp1,12 triliun namun pada akhir September penarikan telah Rp2,28 triliun atau tumbuh 103,57%.
Sedangkan penarikan pinjaman dari bank di dalam negeri pada akhir triwulan I/2015 sebesar Rp2,54 triliun sementara akhir triwulan III/2015 menjadi Rp2,87 triliun atau naik 12%. Laporan OJK juga memperlihatkan hingga akhir September penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan melalui APBN Perubahan 2015 sebesar Rp20,3 triliun ke SMI belum tercatat hingga akhir September lalu. Tercatat total modal disetor kedua perusahaan pembiayaan infrastruktur masih Rp6 triliun.
Ari Soerono, Direktur Keuangan IIF menuturkan penarikan pinjaman dari bank di luar negeri merupakan komitmen dari 2014. Dia mengatakan penarikan pinjaman ini seiring pengucuran pembiayaan proyek yang dilakukan oleh perusahaannya.
"Total pembiayaan yang di committ oleh IIF sampai September 2015 adalah Rp4,2 triliun yaitu penambahan sebesar Rp 1,7 triliun dibanding akhir 2014. Sementara akhir tahun diharapkan menjadi Rp6 triliun," kata Ari di Jakarta yang dikutip dari Bisnis Indonesia, Jumat (6/11/2015).
Dia mengatakan jika target terpenuhi maka sepanjang 2015 pihaknya telah mencairkan Rp3,5 triliun lebih tinggi dibanding tahu lalu. Ari mengatakan nilai proyek yang didukung dari pembiayaan ini senilai Rp51 triliun hingga akhir September.
Ari mengatakan penarikan pinjaman ini banyak direalisasikan pada triwulan III/2015, namun dia tidak dapat memperkirakan penarikan pinjaman ini apakah terkait upaya pemerintah menggesa belanja modal.
"Pembiayaan baru ngebut di triwulan III, beberapa yang dibiayai seperti perluasan Bandara Soekarno Hatta, peningkatan fasilitas di pelabuhan Tanjung Priok hingga pembangunan pipa gas di Sumatra," kata Ari.
Karena pembiayaan sebagian besar baru cair sepanjang Juli-September 2015, Ari memperkirakan perusahaan harus bekerja keras untuk memenuhi target laba 2015. Dia enggan menyebutkan capaian laba maupun target laba perusahaan tahun ini namun OJK mencatat hingga akhir September perusahaan pembiayaan infrastruktur membukukan laba bersih Rp277 miliar.