Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia akan melakukan sosialisasi penetapan penggunaan mata uang China renminbi atau yuan sebagai mata uang special drawing rights (SDR) oleh International Monetary Fund (IMF) kepada para pelaku usaha.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo mengatakan pihaknya menyambut baik masuknya renminbi dalam SDR, apalagi hubungan perdagangan antara Indonesia dengan China sangat besar.
"Kami sambut baik renminbi yang telah masuk dalam bagian SDR dan akan memperkenalkan pada dunia usaha dan investasi serta kegiatan umum lainnya untuk menggunakan renminbi dan rupiah," ujarnya di Kompleks BI, Jumat (4/12/2015).
Impor dari China ke Indonesia tercatat senilai US$30 miliar, sedangkan untuk ekspor dari Indonesia ke China tercatat US$14 miliar hingga US$15 miliar.
Mata uang renminbi ini, lanjut Agus, telah masuk dalam bagian dari cadangan devisa. Namun, pihaknya enggan membeberkan berapa penambahan porsi renminbi dalam cadangan devisa setelah mata uang tersebut masuk dalam bagian SDR.
"Nah kalau seandainya yuan atau renminbi sekarang sudah kita jadikan sebagai mata uang bagian dari cadangan devisa kita. Saya belum tahu berapa penambahan renminbi dalam cadev. Kalau sekarang yuan jadi mata uang internasional dan diterima jadi SDR akan membuat yuan jadi mata uang internasional," tuturnya.
Dia tak memungkiri saat ini perdagangan ekspor impor Indonesia dengan China masih menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat sebagai alat pembayaran.
Namun, renminbi yang telah masuk dalam bagian SDR ini juga akan digunakan eksportir dan importir dalam perdagangan internasional.
Mata uang renminbi tersebut bebas dimiliki masyarakat khususnya untuk dagang dan investasi, namun perlu ada sosialisasi.
"Oleh karena itu dari Indonesia tentu kami juga akan sosialiasi. China juga harus lebih sosialiasi sehinggga perdagangan Indonesia dengan China bisa gunakan renminbi dan rupiah," kata Agus.
Menurutnya, penggunaan renminbi dan rupiah dalam perdagangan antara Indonesia dan China akan lebih efisien ketimbang menggunakan mata uang dolar AS.
"Maksud saya kalau China dan Indonesia berhubungan dagang gunakan dolar AS kan artinya dari renminbi ke dolar baru ke rupiah. Kalau hubungan langsung, renmimbi dan rupiah kan langsung pasti lebih efisien," ucap Agus.