Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berharap suku bunga bank di Indonesia dapat melorot ke kisaran 4%-6% seperti yang diterapkan di negara-negara lain.
Dalam Pertemuan Tahunan Pelaku Industri Jasa Keuangan 2016, Presiden Jokowi mengatakan industri keuangan nasional harus siap untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat.
"Kalau negara lain bunga bank hanya 4%, 5%, 6%, kita juga harus nantinya seperti itu. Siap-siap perbankan, entah jurusnya seperti apa, pasti akan saya cari," ujarnya di Istana Negara, Jumat (15/1/2016).
Di hadapan pelaku industri keuangan, Jokowi menjabarkan kebijakan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) sebagai salah satu intervensi pemerintah menurunkan suku bunga kredit UMKM.
Dengan alokasi subsidi bunga kredit sebesar Rp10,5 triliun dalam APBN 2016, pemerintah menurunkan suku bunga KUR dari 22%-23% menjadi 9% pada tahun ini.
"Kita enggak mau mikro yang di pasar, di desa, di kampung diberi bunga 22%, korporasi diberi bunga 11%-12%. Apa adil? Gap akan semakin besar, gini ratio akan semakin meningkat," tegas Jokowi.
Mengutip laporan Bank Dunia, pada 2014, kesenjangan ekonomi Indonesia yang diukur lewat rasio Gini meningkat dari 0,3 pada 2000 menjadi 0,41 pada 2013. Jokowi menyebut rasio Gini Indonesia telah berada di lampu kuning menuju lampu merah.
"Kita ingin semakin banyak korporasi di Indonesia, konglomerat di Indonesia, tetapi yang kecil-kecil ini juga perlu diurus agar meningkat," imbuhnya.
Jokowi menambahkan tingkat suku bunga kredit bisa menjadi arena persaingan industri perbankan di Tanah Air. Semakin efisien suatu bank, tingkat bunga yang ditawarkan tentu semakin rendah.
"Mau tidak mau ke depan industri jasa keuangan kita harus efisien. Entah yang BPR, BPD, bank swasta, bank BUMN, mau tidak mau harus menyiapkan diri menuju era kompetisi," pungkasnya.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad sepakat tentang pentingnya meningkatkan efisiensi industri keuangan nasional.
"Daya saing harus diperbaiki. Dalam rangka ini, peluangnya besar sekali bagi pelaku bisnis dan industri konvensional," kata Muliaman.
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengatakan penurunan bunga kredit ke level 7%-8% akan berdampak positif untuk menstimulasi perekonomian domestik.
"Pak Jokowi perintahkan untuk menurunkan bunga bank 7%-8%. Kalau itu jalan buat ekonomi bagus, buat pasar modal juga bagus," kata Tito.
Lebih lanjut, Bos BEI ini menilai saat ini spread antara bunga bank dengan BI Rate mencapai 400 basis poin. Kondisi ini tidak kompetitif dibandingkan negara tetangga seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura yang bunga kreditnya berada pada kisaran 1%.
"Kalau gitu funding perbankan juga mesti murah, misalnya dengan pendanaan obligasi jangka panjang harus siap," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ana Noviani
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Gerak BlackRock Cs di Saham Antam (ANTM) Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 jam yang lalu
Cek rekomendasi analis, Saham GoTo berpotensi Naik
2 jam yang lalu