Bisnis.com, JAKARTA—Segmen korporasi di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. disebut sebagai penyebab rasio kredit bermasalah perseroan tak bergerak dari periode yang sama pada tahun lalu.
Direktur Keuangan dan Risiko Kredit BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan NPL keseluruhan perseroan pada semester I tahun ini berada di level 3% atau tidak mengalami perubahan dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, apabila dilihat per segmen,segmen kecil membaik dari 6,8% menjadi 3,0% secara tahunan (year on year), segmen menengah dari 5,4% menjadi 3,2% y-o-y, segmen konsumer naik dari 2,0% menjadi 2,3% y-o-y, dan segmen korporasi naik dari 1,5% menjadi 3,1%.
“Mengapa NPL kami tetap 3%? Ini disebabkan segmen korporasi yang mengalami peningkatan. Itu yang menyebabkan NPL naik nasabah-nasabah yang diberikan kredit 3-4 tahun yang lalu,” katanya dalam jumpa pers Investor Day di Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Rico menyebutkan salah satu debitur korporasi yang menyumbang kredit bermasalah adalah PT Trikomsel Oke Tbk.
Untuk memperbaiki kualitas kredit di segmen korporasi, BNI meninggalkan sektor yang tengah meredup, seperti pertambangan, dan memilih fokus ke sektor yang berpotensi baik, seperti di perkebunan kelapa sawit, konsumsi, konstruksi, infrastruktur, dan kelistrikan.
Emiten dengan kode saham BBNI ini juga aktif melakukan restrukturisasi kredit di segmen menengah dan kecil, serta melakukan restrukturisasi dini kredit yang berada pada kolektibilitas satu.