Sebut saja Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowadojo, beserta sejumlah direksi bank-bank pelat merah hadir di sana. Mereka berkerumun di dalam warung sempit bercat putih di kawasan Rawa Selatan II.
Mereka bukan sedang bagi-bagi sembako melainkan meresmiakn fasilitas warung gotong royong elektronik (e-warong). Warung elektronik ini dioperasikan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Program Keluarga Harapan (PKH) 1 Kementerian Sosial.
Melalui e-warong dilakukan ujicoba penyaluran bantuan sosial secara nontunai menggunakan layanan sistem pembayaran Himpunan Bank Negara (Himbara). Kegiatan ini didukung penuh oleh Kemensos, Kemenko PMK, Kementerian BUMN, Bank Indonesia, Bulog, dan Himbara.
“Mereka [masyarakat] kini bisa membeli kebutuhan pangannya di warung-warung ini yang kualitasnya sudah terjaga, gula, beras semuanya kualitasnya baik,” kata Rini.
Sebagai warung elektronik, e-warong dalam pengoperasiannya tidak menggunakan uang tunai. Program Beras Sejahtera (Rastra) serta PKH disalurkan melalui kartu kombo bernama Kartu Keluarga Sejahtera dengan fitur uang elektronik dan tabungan yang diterbitkan oleh Himbara (BNI, BTN, BRI, dan Bank Mandiri).
Aktivitas utama e-warong, yakni membeli bahan pangan pokok Rastra, seperti beras, gula, tepung, dan minyak dengan harga subsidi. Selain ini juga bisa bertransaksi baik tarik tunai maupun transfer, serta tentunya masyarakat bisa menabung.
Berbekal kartu kombo, masyarakat penerima bantuan yang merupakan nasabah salah satu anggota Himbara bisa mengakses semua aktivitas tersebut di seluruh jaringan BNI, BTN, BRI, maupun Bank Mandiri. “Penerima bantuan ini termasuk 7% masyarakat status ekonomi terendah,,” tutur Mensos Khofifah.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan keberadaan e-warong yang juga merupakan Agen Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah bentuk sinergi pemerintah, otoritas terkait, dan perbankan dalam mewujudkan penyaluran bantuan sosial dengan prinsip 6T.
“6T adalah Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, Tepat Harga, Tepat Waktu, Tepat Kualitas, dan Tepat Administrasi,” katanya.
Bentuk dukungan dari bank sentral dalam program seperti e-warong ini, misalnya menyediakan regulasi yang mendukung ekosistem layanan sistem pembayaran. Dengan begini penyaluran bantuan sosial nontunai dapat disalurkan secara efektif dan efisien oleh perbankan nasional.
BI menilai sinergi empat bank pelat merah yang bernaung di bawah bendera Himbara memiliki potensi yang besar. Pasalnya dalam setiap dukungan Himbara didalamnya ada aspek interoperabilitas dan interkoneksi mereka, seperti dalam ujicoba penyaluran bantuan sosial secara cashless melalui e-warong ini.
Interoperabilitas dan interkoneksi di antara bank penyalur jadi mempermudah urusah masyarakat. Mereka bisa transaksi di seluruh ATM, EDC, dan agen LKD atau Laku Pandai Himbara. Catatan saja, sampai Juni 2016 anggota Himbara punya 114.154 agen LKD di seluruh Indonesia.