Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosurya Fokuskan Pengucuran Kredit ke Modal Kerja

PT Indosurya Inti Finance mencatatkan hingga Agustus telah membukukan Rp1,25 triliun atau 83% target pembiayaan perusahaan tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indosurya Inti Finance mencatatkan hingga Agustus telah membukukan  Rp1,25 triliun atau 83% target pembiayaan perusahaan tahun ini.

Mulyadi Tjung, Direktur Indosurya Finance menjelaskan perusahaan menargerkan dapat membukukan pembiayaan Rp1,5 triliun hingga akhir 2016. Dia meyakini dapat merealisasikan target ini karena perusahaan menyasar seluruh kredit ke segmen multiguna. 

“Seluruhnya pembiayaan modal kerja,” kata Mulyadi di Jakarta, Selasa (4/10/2016)

Dia menjelaskan dengan target pembiayaan ini maka hingga akhir tahun aset perusahaan dapat tembus Rp3,2 triliun. Dalam catatan Bisnis aset perusahaan pada Oktober tahun lalu berkisar Rp2,4 triliun.

Dengan strategi fokus pada pembiayaan multiguna terutama modal kerja, Mulyadi optimis target yang sudah dicangkan dapat terealisasi.

Sementara untuk kebutuhan modal kerja, dia mengatakan saat ini perusahaan lebih banyak memperoleh pinjaman dari perbankan. Saat ini perbankan menyumbang 65% modal kerja perusahaan.

“Sedangkan sisanya dari modal sendiri dan medium term notes (MTN),” katanya.

Pada Agustus lalu, Indosurya Finance menerbitkan MTN senilai Rp19,7 miliar. MTN ISIF VI 2016 tersebut akan jatuh tempo pada 18 Agustus 2017 atau memiliki jangka waktu 1 tahun. Dengan tingkat bunga tetap pemegang MTN akan menerima pembayaran tiap tiga bulan. Adapun, pembayaran pertama dilakukan pada 18 November 2016.

Pertengahan Juni lalu, perseroan juga menerbutkan MTN ISIF IV Tahun 2016 senilai Rp13,7 miliar. Perseroan berkeinginan menjadi pemain utama pembiayaan produktif di Indonesia. Untuk memperkuat lini usaha ini, Indosurya terus berinovasi dari sisi produk dan jaringan berupa channel acquisition. Selain itu, Indosurya juga gencar berpromosi melalui online marketing, agensi dan event.

Sementara itu, Heru Juwanto, Kepala Departemen Pengawas Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB OJK) menuturkan otoritas mendorong industri pembiayaan lebih sehat dan kuat. Dia mengingatkan lembaga pembiayaan harus memenuhi batasan ekuitas minimal seperti yang dipersyaratkan dalam peraturan OJK.

Dengan penguatan ini dia mengharapkan bisnis dapat lebih merata. OJK mencatat hingga akhir Juni 2016, jumlah perusahaan pembiayaan mencapai 199 perusahaan. Dari jumlah ini  72 perusahaan pembiayaan menguasai 92% aset industri. Sedang sisanya sebanyak 127 perusahaan menguasai 8% aset industri.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper