Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Per September, Realisasi Penjaminan KUR Jamkrindo Capai 68,37%

Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) gencar melakukan sosialisasi produk penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu upaya mencapai target volume penjaminan KUR Rp50 triliun tahun ini.
Aktivitas usaha kecil di sektor makanan/Ilustrasi-Bisnis.com
Aktivitas usaha kecil di sektor makanan/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Perusahaan Umum (Perum) Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) gencar melakukan sosialisasi produk penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai salah satu upaya mencapai target volume penjaminan KUR Rp50 triliun tahun ini.

Direktur Utama Perum Jamkrindo Diding S. Anwar mengatakan sejumlah produk penjaminan Jamkrindo yang telah disiapkan selama ini untuk mendukung program pemerintah dalam menumbuhkan uasha mikro kecil menengah (UMKM) dan penjaminan sistem resi gudang (SRG).

“Pemberian jaminan KUR ini diperlukan untuk membantu UMKM yang produktif dan layak tetapi belum bankable atau belum memenuhi persyaratan mengakses kredit di bank atau lembaga keuangan lainnya,” katanya di sela-sela Sosialisasi Penjaminan KUR Jamkrindo, Jumat (21/10/2016).

Adapun realisasi volume penjaminan KUR hingga September tahun ini sudah mencapai Rp34,1 triliun atau sekitar 68,37% dari total target Rp50 triliun.

Adapun Imbal Jasa Penjaminan (IJP) KUR pada periode yang sama sudah mencapai Rp1,01 triliun atau tercapai 76,69% dari target Rp1,3 triliun. Sementara itu, target total penjaminan kredit Jamkrindo tahun ini sebesar Rp100 triliun dan terlah tercapai sekitar Rp72 triliun.

Penjaminan KUR Jamkrindo sendiri saat ini sudah bekerja sama dengan tiga bank BUMN dengan total volume Rp33,9 triliun, di antaranya BRI, Bank Mandiri, dan BNI. Adapun total bank swasta sebesar Rp61 triliun, dan dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp180,3 miliar.

Diding menambahkan untuk klaim produk penjaminan KUR sendiri hingga September tahun ini relatif lebih kecil atau turun 5% dibandingkan klaim pada periode yang sama tahun lalu, yakni hanya Rp700 miliar.

“Klaim yang kami bayarkan kebanyakan di sektor jasa dan perdagangan, dan nilainya pun turun dari tahun lalu, ini karena Non Performace Loan (NPL) nya nasabah kecil, dan memang ternyata sektor UMKM ini lebih disiplin dalam hal membayar kredit,” imbuhnya.

Selain melalui kegiatan sosialisasi, lanjut Diding, pihaknya juga melakukan pendampingan kepada para UMKM serta mendirikan cabang-cabang dan kantor unit pelayanan dan mobil pelayanan keliling.

“Kami juga akan menyasar sektor lain seperti pertanian dan nelayan, ke pemda-pemda, asosiasi-asosiasi dan perguruan tinggi seperti yang kami lakukandi Universitas Brawijaya ada klinik bisnis untuk anak-anak mahasiswa,” imbuh Diding.

Deputi dan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bobby Hamzar Rafinus menambahkan program penjaminan KUR sangat mendukung pertumbuhan UMKM yang jumlahnya saat ini mencapai 58 juta UMKM, di mana 90% di antaranya merupakan usaha mikro.

“Program KUR yang berpenjaminan ini bisa membuat usaha mikro naik kelas dengan peningkatan 10%, yakni yang tadinya usaha mikro menjadi usaha kecil, dan seterusnya,” ujarnya.

Bobby menambahkan, tahun ini diharapkan sedikitnya ada 2 juta usaha mikro yang naik kelas sejalan dengan upaya pemerintah dalam menertibkan penerimaan KUR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper