Bisnis.com, JAKARTA – Divisi buku Grup Bisnis Indonesia kembali meluncurkan serial buku manajemen bisnis. Kali ini meluncurkan buku yang memotret proses transformasi manajemen BUMN PT Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).
Program transformasi dewasa ini mutlak diperlukan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin dinamis. Jika tidak, keberadaan perusahaan justru akan terlindas oleh perubahan yang semakin cepat dengan inovasi tiada henti.
Kondisi ini disadari betul oleh Peruri. Itulah sebabnya BUMN yang bergerak di bidang security printing ini harus melakukan perubahan mendasar untuk terus tumbuh dan berkembang.
Sejauh ini Peruri menjalankan bisnisnya berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2006 dengan penugasan mencetak uang rupiah sesuai pesanan dari Bank Indonesia (BI) dan mencetak meterai, pita cukai, paspor, buku tanah serta dokumen sekuriti lainnya, antara lain sertifikat, prangko, ijasah dan sebagainya.
Judul buku | Out of Comfort Zone: Transformasi Peruri MenjadiPerusahaan Terbaik |
Penulis | Prasetio |
Editor | Eddy Kurnia |
Cetakan pertama | Juni 2016 |
Cetakan kedua | Juli 2016 |
Halaman | 331 halaman |
Penerbit | Gagas Bisnis Indonesia |
ISBN | 978-602-1265-15-4 |
Harga | Rp110.000 |
Pencetakan uang rupiah memberikan kontribusi pendapatan kepada perusahaan rata-rata 65%-70% setiap tahun, sisanya dikontribusi oleh produk dokumen sekuriti lainnya dan anak perusahaan.
Model bisnis yang sebagian besar pendapatannya dibangun dari captive market dengan dukungan regulasi PP 32 memberikan konsekuensi di dalam kultur/budaya perusahaan ini, yaitu hidup di zona nyaman (comfort zone).
Namun hidup di zona nyaman itu tidak selamanya menyenangkan. Sedikit saja terjadi perubahan, maka dapat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Hal itu dialami oleh Peruri ketika order pencetakan uang rupiah dari BI menurun dari 9,3 miliar bilyet pada 2015 menjadi 8,5 miliar bilyet pada 2016. Kondisi ini tentu dapat berpengaruh terhadap captive market perusahaan.
Jaman sekarang, hidup di zona nyaman memang tidak dimungkinkan lagi. Lingkungan eksternal berubah sangat cepat, juga inovasi teknologi bergerak tiada henti, bahkan perubahan itu bisa setiap bulan, setiap pekan bahkan mungkin menit.
Perubahan yang cenderung revolusioner itu, pasti tidak dapat dihindarkan karena jika menghindarinya maka perusahaan akan dilindas oleh perubahan itu. Inilah era dynamic zone, sebuah era yang semuanya serba kilat, serba cepat, tanpa kompromi dan tidak mungkin lari dari kenyataan itu.
Atas dasar pertimbangan itu, terhitung sejak 1 Desember 2014 Peruri resmi menggulirkan program transformasi yang dijalankan secara intensif dengan program yang saling terkait satu sama lain. Program transformasi dibagi ke dalam 4 bagian, yaitu Transformasi Sumber Daya Manusia (SDM), Transformasi Bisnis, Transformasi Struktur & Sistem serta Transformasi Kultur/Budaya.
Gerakan perubahan yang dikomandani oleh Dirut Prasetio ini terus digaungkan setiap hari, dimulai dari sosialisasi, training sampai dengan tatap muka/dialog Direksi dengan karyawan di level operasional. Memang melelahkan tetapi sekaligus menyenangkan, terutama pada saat gerakan transformasi disambut positif oleh karyawan.
Program ini sejalan dengan visi Peruri—yang pada 15 September 2015 genap berusia 44 tahun, yaitu “Menjadi perusahaan kelas dunia di bidang integrated security printing and system”.
Program transformasi Peruri ini membuahkan hasil yang menggembirakan. BUMN tersebut mampu meraih pendapatan Rp3,021 triliun dengan laba bersih Rp324 miliar pada tahun 2015. Itu sesuai dengan slogan target yang ditetapkan pada RKAP 2015, yaitu “On Top 275 - 3.000”.
Artinya minimal pada 2015, Peruri harus melewati laba bersih Rp275 miliar dengan pendapatan melewati pendapatan Rp3 triliun. Adapun untuk tahun 2016 Peruri ditargetkan meraih pendapatan Rp3,4 triliun dengan laba bersih Rp300 miliar.
Seluruh episode program transformasi Peruri yang telah dan sedang dilaksanakan ini disajikan secara lengkap dan tuntas dalam buku berjudul Out of Comfort Zone: Transformasi Peruri Menjadi Perusahaan Terbaik. Buku ini juga menjabarkan tentang perkembangan kinerja Peruri dan perubahan mendasar dari zona nyaman menuju zona kompetisi.
Juga dijelaskan bagaimana manajemen Peruri berjuang membesarkan anak-anak perusahaannya yang dalam 3 tahun terakhir baru memberikan kontribusi 2% saja terhadap induk perusahaan. Melalui serangkaian kiat dan strategi, manajemen Peruri optimistis anak-anak perusahaan, terutama yang bergerak di bidang digital security
(Peruri Digital Security) akan menjadi tumpuan pengembangan bisnis perusahaan ke depan, dengan memberikan kontribusi sedikitnya 20% terhadap induk perusahaan pada 2016.