Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekerja Khawatirkan Holding BUMN Maritim

Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI) II mengungkapkan kekhawatiran pekerja terhadap wacana pembentukan holding maritim yang tidak hanya terdiri dari operator pelabuhan, tetapi juga perusahaan galangan kapal dan pelayaran.
Ilustrasi/jict.co.id
Ilustrasi/jict.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI) II mengungkapkan kekhawatiran pekerja terhadap wacana pembentukan holding maritim yang tidak hanya terdiri dari operator pelabuhan, tetapi juga perusahaan galangan kapal dan pelayaran.

Ketua Umum DPP Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI) II Noval Hayin mengatakan pekerja khawatir dengan wacana holding maritim yang terdiri dari 15 BUMN di sektor maritim karena beberapa perusahaan ada yang secara korporasi tidak terlalu sehat.

"Yang kami khawatirkan adalah dari 15 BUMN ada yang kesehatannya setengah sehat dan yang lain sakit. Jangan sampai pembentukan holding maritim ini malah membebankan Pelindo I, II, III dan IV yang sudah cukup sehat," ungkapnya dalam penandatanganan perjanjian kerja bersama (PKB) SPPI dengan Pelindo II, Kamis (10/11).

Noval menambahkan pekerja mempertanyakan bagaimana pola karir dan keberlangsungan usaha perusahaan setelah BUMN ini melakukan holding.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan kementeriannya akan meminta BUMN untuk memikirkan masalah ketenagakerjaan sebelum melakukan holding tersebut.

Namun, dia mengaku pihaknya belum memiliki acuan atau model tertentu dalam mengintegrasikan tenaga kerja bagi perusahaan BUMN yang melakukan holding. "Belum tahu ya. Semua masih dalam proses," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.

Elvyn G. Masassya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, menegaskan pembentukan holding BUMN itu tujuannya positif sehingga jangan sampai memberikan dampak negatif kepada pekerja.

"Sekarang sedang dikaji. Kita lihat kalau itu memberikan added value, kenapa tidak?. Terlalu dini untuk mengatakan itu [holding] bagus atau tidak bagus," ujarnya mendampingi menteri. 

Di sisi lain, dia percaya sesuatu yang baru seharusnya membawa nilai tambah dan manfaat yang lebih bagi perusahaan dan pekerjanya. Untuk pola karir bagi pegawai, dia meyakinkan perusahaan pasti melakukan kajian terhadap hal tersebut.

Kementerian BUMN tengah mengkaji pembentukan holding maritim yang tidak hanya memayungi perusahaan pelayaran dan operator pelabuhan saja, tetapi juga industri angkutan logistik dan galangan kapal.

Holding ini akan melibatkan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I,II,III dan IV Makasar, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero, PT Bahtera Adhiguna, PT Djakarta Loyd, PT ASDP Ferry Indonesia, PT Varuna Tirta Prakasya dan PT Bhanda Graha Reksa (BGR), PT PAL, PT Industri Kapal Indonesia (IKI), PT Dok Perkapalan Surabaya (DKS) dan PT Dok Kodja Bahari (DKB).

Sayangnya, Kementerian BUMN belum memperlihatkan peta pembentukan holding maritim tersebut hingga saat ini padahal holding BUMN maritim ini digadang-gadang dapat menurunkan biaya logistik di dalam negeri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper