Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia mengincar sektor bernilai tambah tinggi untuk menjaga target pertumbuhan pembiayaan di 2017.
Ngalim Sawega, Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank) menuturkan di tengah menurunnya kinerja ekspor Indonesia akibat melambatnya perekonomian dunia maka pihaknya mengincar pembiayaan pada industri yang memiliki nilai tambah tinggi.
“Misalnya kayu sengon. Kami biayai perusahaan yang mengolah sengon jadi barcore. Sawit jadi produk-produk derivatifnya seperti margarin, minyak goreng dan lainnya. Misalnya smelter. Yang diekspor bukan tanah yang mengandung nikel atau aluminium, tetapi yang sudah diolah jadi nikel atau aluminium,” kata Ngalim, Jumat (25/11/2016).
Dia mengatakan dengan pembiayaan produk bernilai tambah tinggi ini maka diharapkan dapat mendorong spillover (mempengaruhi sektor ekonomi yang tidak terlibat langsung) terutama industri domestik. Selain itu pihaknya melakukan pembiayaan kepada perusahaan yang melakukan diversifikasi dan penetrasi ke pasar non-tradisional.
“Salah satunya adalah dukungan nyata Indonesia Eximbank dalam pembiayaan kepada PT. Industri Kereta Api (INKA) untuk proyek penjualan gerbong kereta api penumpang yang dipesan oleh Bangladesh,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya juga melakukan pendekatan non tradisonal berupa perluasan kerjasama dengan institusi multirateral baik lembaga keuangan bank maupun non-bank. Komunikasi ini diharapkan mendukung peningkatan ekspor ke negara tujuan ekspor utama Indonesia maupun dalam rangka diversifikasi ke pasar non-tradisional.
Meski memiliki langkah antisipatif, Indonesia Eximbank tetap mewaspadai sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi perdagangan dunia dan berdampak pada kinerja ekspor.Faktor yang diwaspadai meliputi pergerakan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang masih berjalan lambat, ketidakpastian paska referendum Brexit di Kawasan Euro dan Inggris, serta pelemahan semua sektor ekonomi di Jepang.
“Untuk itu, tahun depan dipandang sebagai periode untuk konsolidasi, sehingga Indonesia Eximbank menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 14,47%, tidak setinggi ekspansi pada tahun-tahun sebelumnya. Pembiayaan akanterus difokuskan kepada sektor-sektor ekonomi yang memberikan dampak langsung bagi ekspor nasional,” katanya.
Dengan mempertimbangkan perdagangan dunia yang mengalami kontrasi dan terus melambat maka perusahaan akan semakin selektif memilih . Untuk itu perusahaan meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjebak dalam kredit macet. "Perkiraan pembiayaan tahun depan Rp95 triliun -- Rp100 triliun."
Sementara penyumbang pertumbuhan pembiayaan berasal dari sektor industri, pertanian, perkebunan, pertambangan. Lalu disusul tekstil, manufaktur, perikanan serta furnitur. Ngalim memperkirakan untuk 2017, penggerak pembiayaan Indonesia Eximbank tidak akan jauh berbeda.
Indonesia Eximbank Incar Pembiayaan Industri Bernilai Tambah
Lembaga Pembiayaan Indonesia Eximbank mengincar sektor bernilai tambah tinggi untuk menjaga target pertumbuhan pembiayaan di 2017
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Anggara Pernando
Editor : Mia Chitra Dinisari
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
11 jam yang lalu
Tugure Pertahankan Peringkat A+ Fitch Ratings
23 jam yang lalu
Bank 'Putar Otak' Berkelit dari Tekanan Likuiditas
1 hari yang lalu