Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Permata Tbk. memiliki beberapa cara untuk menyelesaikan kredit bermasalah, terutama di segmen komersial dan korporasi.
Pada kuartal III/2016, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) emiten dengan kode saham BNLI ini sebesar 4,86% atau naik 236 basis poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 2,50%.Â
Direktur Utama Bank Permata Roy Arfandy mengatakan upaya yang dilakukan perseroan antara lain melakukan diskusi intensif dengan debitur yang prospek usahanya masih ada dan mengupayakan restrukturisasi atau rescheduling kreditnya.
"Upaya lain seperti mencoba mencarikan investor yang minat masuk atau inject modal ke perusahaan yang dimiliki oleh debitur agar perusahaan bisa lebih sehat dan memperbaiki kemampuan bayar pinjamannya," ujarnya kepada Bisnis.com, Sabtu (26/11/2016).
Selain itu, perseroan juga membentuk tim khusus yang fokus untuk menangani kredit bermasalah.Â
“Tim ini melakukan komunikasi yang intensif dengan debitur untuk restrukturisasi, maupun mengambil langkah legal yang dipandang perlu secara cepat,” kata Direktur Bank Permata Anita Siswadi.
Adapun, kredit bermasalah perseroan didominasi oleh sektor perdagangan besar dan kecil sebesar 28% dan industri pengolahan sebesar 23% . Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi masing-masing sebesar 14% dan 10%.